Mohon tunggu...
AHMAD LUTHFI HAKIM
AHMAD LUTHFI HAKIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Filsafat Dakwah

1 Oktober 2024   20:45 Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan filsafat dakwah merujuk pada perubahan pemikiran dan konsep yang berkaitan dengan cara memahami,mendefinisikan, dan melaksanakan dakwah dalam konteks yang lebih filosofis, filsafat dakwah tidak hanya berfokus pada aspek teknis penyebaran ajaran Islam, tetapi juga mencakup aspek yang lebih mendalam tentang hakikat, tujuan, serta pendekatan dalam berdakwah. 

Sejarah dan konteks : 

Perkembangan filsafat dakwah sepanjang sejarah Islam selalu terkait erat dengan situasi sosial, politik, dan budaya pada zamannya. Berikut adalah garis besar sejarah perkembangan dakwah:

  • Zaman Nabi Muhammad SAW : Dakwah dimulai di Mekkah, dan awalnya berlangsung secara sembunyi-sembunyi. Fase ini kemudian berkembang menjadi dakwah terbuka, yang dihadapkan pada perlawanan dari masyarakat Quraisy. Ketika Nabi berhijrah ke Madinah, dakwah menjadi lebih terorganisir dan menjadi landasan bagi pembentukan masyarakat Muslim.
  • Periode Khulafaur Rasyidin : Setelah wafatnya Nabi, dakwah berkembang luas ke luar Jazirah Arab. Dakwah tidak hanya berfokus pada ajaran agama, tetapi juga pada pembentukan sistem sosial-politik yang Islami.
  • Abad Pertengahan Islam: Pada masa ini, dakwah semakin diperkaya oleh pemikiran filsafat dan teologi, terutama melalui karya-karya pemikir besar seperti Al-Ghazali, Ibnu Sina, dan Al-Farabi. Dakwah mulai dihubungkan dengan ilmu pengetahuan dan rasionalitas, serta pemurnian spiritual melalui sufisme.
  • Zaman Kolonial: Pada masa ini, dakwah bertransformasi menjadi gerakan pembebasan politik dan sosial. Tokoh-tokoh seperti Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh memadukan dakwah dengan semangat pembaruan (tajdid), melawan dominasi kolonial dan kebangkitan umat.
  • Dakwah Kontemporer: Di era modern, dakwah beradaptasi dengan tantangan globalisasi, media massa, dan pluralisme agama. Dakwah kini menggunakan teknologi informasi dan memperluas pendekatannya ke isu-isu sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia.

Metode dan Strategi Dakwah

Filsafat dakwah telah melahirkan berbagai metode dan strategi sepanjang sejarah. Beberapa pendekatan kunci adalah:

  • Lisan dan Tulisan: Dari awal sejarah Islam, metode utama dakwah adalah dengan berbicara langsung kepada masyarakat. Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya menyebarkan Islam melalui ceramah, khutbah, dan diskusi. Dakwah melalui tulisan juga mulai berkembang dengan munculnya buku-buku tafsir, fiqh, dan karya-karya teologis pada abad ke-8 hingga ke-12.
  • Keteladanan Pribadi: Dalam banyak kasus, dakwah tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga dengan contoh nyata dari perilaku Muslim yang saleh dan adil. Hal ini sangat menonjol dalam dakwah yang dilakukan para sufi, terutama di wilayah-wilayah seperti Afrika Utara dan Asia Tenggara, di mana Islam menyebar secara damai.
  • Pendekatan Intelektual: Pada masa keemasan Islam, dakwah berkembang ke arah pemikiran filosofis dan rasional. Pemikir seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina menggunakan argumen-argumen logis untuk menjelaskan keesaan Tuhan dan kebenaran Islam. Metode ini efektif di kalangan cendekiawan dan masyarakat yang lebih kritis.
  • Media Digital dan Teknologi: Di zaman modern, dakwah memanfaatkan media massa dan teknologi digital. Dakwah melalui televisi, radio, internet, dan media sosial memungkinkan pesan Islam tersebar dengan cepat dan luas. Pendakwah kontemporer seperti Yusuf al-Qaradawi memanfaatkan media untuk menjangkau audiens global.
  • Pendekatan Kontekstual: Dakwah di dunia modern menekankan pendekatan kontekstual, yakni memahami budaya dan kondisi masyarakat yang beragam. Dakwah yang kontekstual memastikan bahwa ajaran Islam dapat diterima dan dipraktikkan dengan relevansi sosial dan budaya lokal.

Interaksi Antarbudaya dalam Dakwah

Salah satu aspek penting dari perkembangan dakwah adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan budaya-budaya lokal. Sepanjang sejarah, Islam telah memasuki berbagai wilayah dengan budaya dan tradisi yang berbeda, dan dakwah di wilayah-wilayah ini sering melibatkan proses inkulturasi.

  • Islam di Asia Tenggara: Dakwah di wilayah seperti Indonesia dan Malaysia berlangsung secara damai, terutama melalui pedagang Muslim dari India, Arab, dan Persia. Proses ini melibatkan integrasi ajaran Islam dengan budaya lokal, seperti pengaruh Hindu-Buddha yang sudah mengakar kuat. Pendekatan dakwah ini berhasil karena menggunakan metode yang fleksibel dan adaptif terhadap budaya lokal.
  • Interaksi dengan Peradaban Barat: Di era kolonial dan pasca-kolonial, dakwah menghadapi tantangan besar dari peradaban Barat yang membawa nilai-nilai modernitas, sekularisme, dan liberalisme. Ini memaksa pemikir Muslim untuk mengembangkan pendekatan dakwah yang dialogis dan kritis, tanpa harus kehilangan identitas Islam.

 Relevansi Sosial Dakwah

Dalam konteks kontemporer, dakwah tidak hanya dilihat sebagai seruan agama, tetapi juga sebagai instrumen untuk transformasi sosial. Beberapa relevansi sosial dari dakwah dalam dunia modern antara lain:

  • Pemberdayaan Umat: Dakwah kini tidak hanya fokus pada pembinaan spiritual individu, tetapi juga pada pemberdayaan sosial dan ekonomi umat. Dakwah yang holistik mencakup peningkatan kualitas pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan perlindungan terhadap lingkungan.
  • Isu Keadilan Sosial: Dakwah di era modern sering terkait dengan isu-isu seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan keadilan ekonomi. Dakwah di negara-negara Muslim mulai mengadopsi narasi tentang hak-hak sipil dan politik dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih adil.
  • Toleransi dan Pluralisme: Dalam dunia yang semakin plural, dakwah juga mengambil peran penting dalam mendorong toleransi antarumat beragama dan dialog lintas budaya. Banyak pendakwah kontemporer menekankan pentingnya dakwah yang mengedepankan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), bukan sekadar untuk kelompok tertentu.
  • Lingkungan Hidup: Dakwah mulai merespon krisis lingkungan global dengan mengangkat isu-isu tentang ekologi dalam Islam, di mana konsep khalifah (pengelola bumi) mendorong umat Islam untuk menjaga kelestarian alam. Ini menempatkan dakwah dalam posisi yang relevan dengan tantangan zaman modern, seperti perubahan iklim.

Kesimpulan

Perkembangan filsafat dakwah tidak lepas dari konteks sejarah dan sosial di mana Islam berinteraksi. Dari masa klasik hingga era kontemporer, dakwah telah beradaptasi dengan berbagai tantangan dan kesempatan, baik melalui perubahan metode, strategi, maupun dalam menghadapi keragaman budaya. Relevansi dakwah juga telah meluas, dari seruan spiritual menuju transformasi sosial, dengan menanggapi isu-isu keadilan, lingkungan, dan pluralisme. Dakwah yang kontekstual dan inklusif memastikan bahwa ajaran Islam tetap relevan di tengah perubahan dunia yang dinamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun