Mohon tunggu...
AHMAD LUPI
AHMAD LUPI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Seorang mahasiswa yang hobi membaca, menulis, dan menjelajahi alam. Membaca memperdalam pengetahuan saya dan merangsang imajinasi saya, sementara menulis memungkinkan saya untuk mengekspresikan ide dan pemikiran saya. Menjelajahi alam memberi saya rasa damai dan apresiasi terhadap keindahan dunia. Tertarik pada dunia kimia dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sacha Inchi, Tanaman Superfood yang Siap Mengubah Dunia Kesehatan

23 Juni 2024   17:30 Diperbarui: 23 Juni 2024   17:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Sacha Inchi Yang Telah Dikupas/dok. pri

 

Sacha Inchi, yang secara resmi dikenal sebagai Plukenetia Volubilis L., adalah tanaman yang relatif tidak dikenal namun memiliki potensi untuk merevolusi dunia kesehatan. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke hutan Amazon, di mana tanaman ini telah menjadi andalan peradaban Inca selama ribuan tahun. Namun, belakangan ini kakao mendapat perhatian lebih karena kandungan nutrisinya yang luar biasa dan potensinya untuk mendorong keberlanjutan sistem pangan global.

 Sacha Inchi, yang dikenal sebagai "kacang Inca", menghasilkan biji yang kaya akan asam lemak. Penelitian menunjukkan bahwa biji Sacha Inchi terdiri dari sekitar 50,5% omega-3 dan 34,1% omega-6 dari total kandungan lemaknya. Hal ini menempatkannya sebagai salah satu sumber asam lemak esensial nabati yang paling luar biasa yang dibutuhkan tubuh manusia tetapi tidak dapat diproduksi sendiri. Selain itu, biji Sacha Inchi memiliki kandungan protein yang tinggi, sekitar 22-30%, dan kaya akan antioksidan, menjadikannya sebagai tambahan yang luar biasa untuk diet yang lengkap.

Saat ini, ada banyak kesulitan yang harus dihadapi dunia, seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, kurangnya ketahanan pangan, dan kekurangan gizi. Sacha Inchi telah menunjukkan potensi yang signifikan dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan ini. Tanaman ini tumbuh subur di tanah yang kurang dan dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang keras, membuatnya ideal untuk meningkatkan variasi pertanian dan ketahanan pangan, sangat cocok untuk kondisi iklim indonesia.

Penggunaan tanaman yang kurang dimanfaatkan seperti Sacha Inchi memiliki potensi untuk mengurangi jejak karbon yang terkait dengan kegiatan pertanian, mengurangi ketergantungan pada sumber daya eksternal, dan meningkatkan prospek keuangan bagi petani skala kecil. Sebagai hasilnya, memasukkan Sacha Inchi ke dalam sistem produksi pangan berkelanjutan dapat membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden Joko Widodo menegaskan saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 bahwa dengan memanfaatkan bonus demografi yang akan diterima Indonesia pada tahun 2030-an, sektor kesehatan akan memainkan peran penting dalam mengubah Indonesia menjadi negara maju. Presiden menyatakan bahwa sektor kesehatan masih memiliki banyak PR yang harus diselesaikan secara bersamaan. Di antaranya adalah masalah stunting, yang mengalami penurunan yang signifikan dari 37% kasus di Indonesia 10 tahun lalu menjadi 21,5% pada Desember 2023.

Presiden menyatakan bahwa menangani stunting merupakan tantangan yang sulit dan memerlukan partisipasi berbagai sektor untuk mencapainya. Dia menyatakan, "Stunting akhir tahun kemarin angkanya masih 21,5% sudah turun, tapi seharusnya kita mencapai 14%. Tapi saya hitung ini tidak mudah, untuk mengatasinya program ini harus terintegrasi." Selain stunting, masalah utama adalah tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). Presiden menyebutkan tiga penyakit PTM yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia: penyakit stroke, yang menyumbang 330 ribu kematian, penyakit jantung, yang menyumbang sekitar 300 ribu kematian, dan kanker, yang menyumbang 300 ribu kematian

Kandungan nutrisi Sacha Inchi memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan manusia. Biji ini mengandung asam lemak omega-3, yang dikenal dengan berbagai manfaat kesehatannya, termasuk menghindari penyakit kardiovaskular, melindungi dari gangguan suasana hati, dan meningkatkan kinerja kognitif pada anak-anak. Selain itu, kemampuan antioksidannya membantu memerangi radikal bebas di dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.

Menurut penelitian, minyak dari biji Sacha Inchi memiliki kualitas yang sebanding dengan minyak nabati lainnya seperti minyak zaitun dan minyak lobak, tetapi mengandung lebih banyak ALA (asam alfa-linolenat) yang sangat penting untuk kesehatan jantung dan fungsi otak.

Budidaya Sacha Inchi bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan serta memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat lokal di wilayah Amazon. Tanaman ini dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi petani kecil, terutama di daerah terpencil di mana akses ke pasar dan teknologi pertanian modern terbatas.

Terlepas dari potensinya yang besar, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi untuk memaksimalkan manfaat Sacha Inchi. Penelitian lebih lanjut diperlukan di bidang etnobotani, potensi alergi, dan praktik budidaya yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa tanaman ini dapat ditanam secara efisien dan aman. Selain itu, pengembangan varietas yang lebih baik melalui pemuliaan terarah dapat meningkatkan hasil dan kualitas produk, serta mengurangi dampak lingkungan dari budidaya tanaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun