Sang pahlawan di masa pandemi
Covid 19 atau di sebut coronavirus adalah ialah sebuah virus yang mematikan terjadi di tahun 2019 virus ini berasal dari wuhan cina dan sudah menjadi pandemi di seluruh dunia, virus ini adalah suatu virus yang menular yang di sebabkan oleh
Sars-Cov-2 .
Pada suatu hari yang cerah di Pertengahan Maret di hari senin, Aku pada saat itu melakukan PKL (pelatihan kerja lapangan) di sebuah toko ritel. Di hari itu badanku terasa capek dan semangat pkl pun berkurang karna sudah beberapa hari ini aku kewalahan di karnakan banyak customer yang datang berbelanja, setiba jam istirahat pukul 10.00 wib kami di kumpulkan oleh HRD di ruang rapat untuk membahas tentang masalah virus corona.
 Dan ternyata hasil rapat memutuskan untuk meliburkan anak- anak pkl semua teman-teman merasa senang, bahkan tak banyak dari mereka yang akhirnya berkumpul bersama untuk merayakan atas liburnya PKL mereka tidak tahu kalo hal ini akan menjadi mimpi buruk untuk mereka semuanya.
Tak terasa sudah 2 bulan tidak ada informasi dari pihak ritel mengenai kapan masuknya anak-anak bahkan teman-teman akhirnya sering protes ke guru karna mereka merindukan lingkungan pkl serta merindukan lingkungan sekolah, Pihak sekolah tidak bisa bertindak banyak di karnakan aturan dari pemerintah yang semakin ketat mengenai covid 19.
Hal itu membuat anak- anak semakin malas untuk belajar di karnakan tidak pernah tatap muka atau pun tatap muka virtual dengan guru, pembelajaran pada saat itu menjadi daring dan ekonomi pun ambruk banyak dari mereka yang akhirnya berhenti sekolah karna ekonomi keluarga mereka hancur, Banyak karyawan yang di PHK dan angka pengangguran yang tinggi serta di batasi segala kegiatan yang membuat situasi semakin kacau.
Pada saat itu ekonomi keluarga kami mengalami kehancuran dan ayah yang hanya pedagang kaki lima terpaksa harus meminjam uang kesana kemari untuk membayar biaya sekolah serta untuk kebutuhan sehari-hari, ayah setiap malam seeing menangis karna dagangan dia sepi dia sering melamun dia karenakan ekonomi yang semakin memburuk.
Di saat itu aku berusaha untuk membantu perekonomian keluarga dengan cara jualan online  untuk bisa membayar spp sekolah, Aku terkadang menangis karna ayah dan ibu sering kali bertengkar dan berdebat di karenakan kami tidak  mempunyai uang untuk membayar kontrakan dan kebutuhan sehari-hari.
karenakan Buruknya ekonomi di saat itu untuk makan pun susah karenakan uang sangat susah untuk di dapat dan tak jarang bank Keliling yang seenaknya memberi bunga yang tinggi sehingga keluarga kami tercekik akan hutang
Di saat itu aku berkata;
" Yah aku mending berhenti aja sekolah aku Mw cari kerja aja buat bayar hutang- hutang ayah".
Lantas ayah kaget dengan nada tinggi dia berkata;
"Apa!! Sudah sejauh ini ayah berkorban buat kamu  terus kamu dengan entengnya bilang kamu ingin berhenti sekolah!!!!!, kamu gak perlu ngebantuin ayah ini tugas ayah bukan tugas kamu. Tugas kamu itu cuman belajar biar jadi orang sukses ayah udh 20 tahun dagang selama 20 tahun ini ayah berjuang buat nyekolahin kamu sama adek- adek kamu, ayah pengen kalian itu nanti jika sudah dewasa jadi orang sukses biar kalian nanti gak di rendahin sma orang lain. ayah gak mw kamu putus sekolah ayah pengen kamu dapet pendidikan tinggi ayah gak mw kalo kamu nanti nasibnya kayak ayah yang sering di rendahkan sama orang lain "
Seketika aku berlinang air mata aku merasa bangga dan terharu ternyata ayah sangat peduli sekali dengan ku bahkan dia tidak mau jika semua anak anaknya berhenti sekolah  dia ingin anak anaknya mendapatkan pendidikan yang tinggi.  Dia terjebak dengan hutang dia menderita dengan hutang di karnakan dia ingin melihat anak- anaknya dapat pendidikan yang layak dia bekerja dari pagi sampai malam.
Pahit manis ku rasakan mungkin aku banyak mengeluh tanpa kusadari ujian yang di dapat ayah sangat lah besar, aku belajar dengan sungguh-sungguh dan ketika aku lulus dan akhirnya aku bisa kuliah serta Alhamdulillah ekonomi mulai kembali stabil. Aku banyak mendapatkan pembelajaran berharga di masa pandemi ini. Tuhan mempertemukan ku dengan malaikatnya yang sangat menyayangiku aku merasa bangga memiliki sosok pahlawan seperti ayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H