Mohon tunggu...
ahmadCholid
ahmadCholid Mohon Tunggu... Administrasi - Arga Nusantara Lestari

وما نهاكم عنه فانتهوا

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mempertahankan Tradisi Sambatan di Tengah Modernisasi Industri

1 Mei 2024   09:45 Diperbarui: 1 Mei 2024   09:50 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia terus bergerak menuju modernisasi. Kemajuan teknologi dan pola hidup instan seolah menjadi arus utama yang tak terbendung. Di tengah perubahan ini, tradisi dan nilai-nilai luhur masyarakat, seperti gotong royong, terancam tergerus. Artikel ini membahas tradisi Sambatan, sebuah kearifan lokal Jawa yang mengedepankan semangat kebersamaan dan saling membantu. 

Kita akan menelusuri makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Sambatan, serta tantangan yang dihadapi tradisi ini di era modernisasi. Tidak hanya itu, artikel ini juga menawarkan solusi dan langkah-langkah untuk melestarikan Sambatan agar tetap menjadi pondasi kehidupan bermasyarakat yang harmonis.

Di tengah arus modernisasi yang kian deras, budaya gotong royong seperti Sambatan mulai tergerus oleh individualisme dan gaya hidup modern. Tradisi ini, yang dulunya menjadi fondasi kehidupan masyarakat pedesaan, kini terancam punah. Namun, di balik gempuran modernisasi, masih ada secercah harapan untuk melestarikan tradisi Sambatan.

Makna dan Nilai Sambatan

Sambatan adalah tradisi gotong royong yang dipraktikkan oleh masyarakat pedesaan di Jawa, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Tradisi ini berakar pada nilai-nilai kekeluargaan, kepedulian, dan saling membantu. Dalam tradisi Sambatan, masyarakat bahu-membahu membantu tetangga dalam berbagai kegiatan, seperti membangun rumah, panen raya, atau bahkan menyelesaikan masalah bersama.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Sambatan tak ternilai harganya. Tradisi ini bukan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan, membangun rasa saling percaya, dan menumbuhkan rasa cinta kasih antar sesama.

Tantangan dan Upaya Pelestarian

Di era modernisasi, Sambatan menghadapi berbagai tantangan. Urbanisasi, individualisme, dan budaya instan telah menggerus semangat gotong royong. Masyarakat lebih memilih solusi praktis dan instan daripada bersatu padu menyelesaikan masalah bersama.

Namun, upaya untuk melestarikan Sambatan terus dilakukan. Berbagai komunitas dan organisasi masyarakat aktif mempromosikan dan mempraktikkan tradisi ini. Upaya edukasi dan pengenalan Sambatan kepada generasi muda juga terus digalakkan.

Masa Depan Sambatan

Masa depan Sambatan bergantung pada komitmen dan usaha bersama. Diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu, untuk menjaga kelestarian tradisi ini.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Membangun Semangat Bersama

Salah satu kunci utama dalam melestarikan Sambatan adalah dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Ini bukan tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab kolektif. Kita perlu membangun kembali semangat gotong royong dengan mengadakan kegiatan Sambatan secara rutin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun