Mohon tunggu...
Ahmad Khoiron
Ahmad Khoiron Mohon Tunggu... Guru -

Selanjutnya

Tutup

Politik

HTI Bubar, Mungkinkah Berganti Nama?

9 Mei 2017   09:36 Diperbarui: 9 Mei 2017   09:50 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Oleh: Ahmad Khoiron

 Tadi sore saat saya melihat berita di salah satu TV Nasional, ada running text, yang memberitakan bahwa Wiranto sebagai Menkopolhukam akan membubarkan ormas HTI. Sebuah berita yang mengejutkan, bahkan keputusan berani yang patut di apresiasi.

 Negara benar-benar hadir untuk menjaga kebhinekaan yang ada di Nusantara ini, sejak dimulainya sistem kerajaan di Nusantara, sebelum Indonesia lahir sebagai sebuah negara.

 Islam adalah agama yang rahmatan Lil 'Alamiin, sebab Islam juga mengajarkan Laa Ikraha fii ad-diin (tidak ada paksaan dalam beragama). Agama yang mengajarkan perdamaian, sebab Islam itu sendiri saya artikan sebagai kedamaian.

 HTI yang selama ini saya pahami sebagai organisasi politik impor adalah gerakan kuat, yang tidak mungkin luntur hanya karena pembubaran. HTI akan terus berjuang mensyiarkan "Khilafah" kepada seluruh penjuru dunia, sebab dalam sejarahnya HT yang di negara asalnya berdiri, sudah dilarang oleh pemerintah. Dan sampai sekarang masih eksis di seluruh penjuru dunia, bahkan punya kantor tetap di Inggris. Ini tentang ideologi, yang tidak akan mungkin hilang seketika hanya karena pembubaran. Istilahnya Tan Malaka "ideologi kami tidak mati, tapi akan terus bergerilya..."

 Maka yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah "alih nama", seperti acara TV yang hostnya Mr. Thukul, dengan acaranya "Empat Mata" pun berubah menjadi "Bukan Empat Mata". Apalagi HTI bukan saja ormas politik, tapi ini adalah sebuah keyakinan. Maka pemerintah perlu mendeteksi perubahan nama itu dikemudian hari.

 Salam damai Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun