Setelah mengikuti perkembangan hasil Quick Count lembaga-lembaga survey di televisi-televisi Nasional, semakin jelas bahwa pilkada DKI diperkirakan akan dilaksanakan 2 putaran. Dalam hasil Quic Count tersebut menghasilkan hitung-hitungan prosentase perolehan suara. Adapun hasilnya kurang lebih pada kisaran berikut ini;
- Paslon No. Urut satu mendapat 17%
- Paslon No. Urut dua mendapat 43%
- Paslon No. Urut Tiga mendapat 40%
Dari hasil akhir tersebut, ada hal yang mengejutkan, yaitu adanya penurunan signifikan dari hasil elektabilitas Paslon 1 yang awal-awalnya mendapat prosentase tertinggi dari Setiap hasil survey lembaga-lembaga survey yang ada selama ini. Pertanyaannya adalah kenapa bisa seperti ini?
Dalam hal ini saya punya analisa, bahwa penyebab rendahnya perolehan suara Paslon No. Urut 1 adalah:
- Bukan kehendak Allah SWT. Sebab jika sudah dikehendaki Allah, Agus diam pun, akan jadi gubernur.
- Rumah Apung; program ini ditengarai banyak yang berpendapat kurang rasional.
- Hafalan; penyampaian visi misi dinilai oleh beberapa kalangan, sebagai penyampaian dalam bentuk hafalan.
- Sering melakukan lompatan saat kampanye; perilaku ini menjadikan tanda bahwa lompatannya akan berbanding lurus dengan apa yang terjadi saat ini. Yaitu suara yang melompat turun.
- Seringnya Pak SBY konferensi pers dan curhat di Twitter. Kondisi ini menyebabkan pilihan yang awalnya memilih Agus-Sylvi berubah memilih ke Paslon lain, sebab pemilih melihat adanya ketidak mandirian pada pasangan ini. Karena ketika ada hal yang dianggap fitnah, langsung ditanggapi dengan serius (baperan).
- Adanya Nasi prasmanan di TPS 06 kelurahan rawa barat (Sumber: http://googleweblight.com/?lite_url=http://news.okezone.com/amp/2017/02/15/337/1618650/ada-prasmanan-gratis-di-tps-ahy-eo-ini-pesanan-pak-agus%3F%3Dutm_source%3Dbr&lc=id-ID&s=1&m=198&host=www.google.co.id&ts=1487164068&sig=AJsQQ1AH4N98BK6g_ZqgrQJGlHdY1g78jw). Seandainya nasi prasmanan ini ada di seluruh TPS-TPS yang ada di Jakarta, mungkin perolehan suaranya akan semakin merosot tajam. Sebab di TPS AGUS mencoblos, perolehan suaranya dibawah Basuki-Djarot.
- Sebagian masyarakat Jakarta tidak ingin Agus menjadi gubernur. Buktinya perolehan suaranya paling rendah diantara 2 Paslon lain.
- Banyaknya massa yang datang ke kampanye Agus-Sylvi. Sebagian peserta kampanye banyak yang datang hanya untuk foto selfie dengan Agus. Hayo... Yang sudah foto selfie sama Agus, tadi nyoblos siapa?
- Wajah ganteng. Dengan wajah gantengnya pak Agus, banyak bapak-bapak yang cemburu, sehingga banyak yang kurang sreg dengan Agus, akibat cemburu tersebut akhirnya mereka memilih Paslon lain. Sebab kalau sudah masalah cinta apapun akan dilakukan (maaf gak nyambung).
- Keberuntungan. Faktor terakhir ini ternyata belum berpihak.
Itulah 10 penyebab Agus-Sylvi memiliki suara paling rendah diantara 3 Paslon cagub-cawagub DKI. Oh.. iya, kembali jadi TNI boleh tidak ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H