[caption id="attachment_348730" align="aligncenter" width="595" caption="Kelompok Waria di Kirab Jokowi (Dok Jawa Pos)"][/caption]
Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menyatakan protes keras pesta rakyat yang dilakukan Jokowi dan pendukungnya.
Kata Aa Gym, sebuah jabatan termasuk presiden merupakan amanah yang harus diemban termasuk melaksanakan janjinya.
Kata Aa Gym, hasil kerja yang diperlihatkan Jokowi saja belum terlihat, tetapi sudah melaksanakan pesta di saat rakyat Indonesia di beberapa bagian sedang tertimpa musibah
"Bila diberi amanah jabatan, tak perlu terlalu gembira, apalagi dengan hura2 karena kerja juga belum dan akhirnya tak tau akhirnya seperti apa," demikian tulis Aa Gym di akun twitter pribadi miliknya, Senin, 20 Oktober 2014.
Bukan hanya Aa Gym. Peneliti Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi mengkritik keras acara pesta Jokowi setelah pelantikan.
Kata Uchok, anggaran dana pesta itu tidak jelas terlebih lagi, Jokowi sudah menjadi presiden dan harus diketahui asal dana tersebut.
Ia menambahkan, perayaan kirab budaya yang akan diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas) bukanlah bagian dari pesta rakyat melainkan pesta Jokowi. Pemberian nama pesta rakyat agar sumber anggaran menjadi tertutup. "Mana ada rakyat yang nyumbang, makan aja susah. Supaya tidak ada yang masuk dan tidak ada yang audit makanya dinamai pesta rakyat," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H