Mohon tunggu...
Ahmad Jazuli
Ahmad Jazuli Mohon Tunggu... Lainnya - Takalalecar

Musik Melamun Dan melamun Melamun lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hitam

30 Agustus 2022   14:20 Diperbarui: 30 Agustus 2022   14:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jangan merasa ini sebuah takdir yang diturunkan tuhan.
Bahkan ciptaannya yang tak berakal pun bisa memberi kasih secara ikhlas.

Belakangan ini aku butuh teman untuk bicara.
Secara sadar aku ajak daun mati untuk berbincang bahkan tertawa bersama.
Sampai detik ini.

Terkadang aku coba berbisik agar tak satu iblis pun tau.
Sebab mereka hanya bisa tertawa mendengar dengus nafas yang ku hela.
Dasar para pencela, selalu menaruh racun diujung lidah.

Tuhan !
Tuhan !
Tuhan !
Sekecil ini kah ujung rambut ?
Tuhan !
Sesakit ini rasanya di timpa daun?

Tuhaaaaaaaaaaaaaan!!!
Aku tak bermaksud lemah.
Aku juga tidak berdalih pada pintaku yang kau anggap suatu kesah.
Karena aku tau jalan satu-satunya menyeru namamu.
Meminta dan berharap pada manusia bagiku sudah cukup muak.
Sebab mereka juga sama kotornya dengan ku.

Tebo, 18-Maret-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun