Mohon tunggu...
Ahmad Jauhaari
Ahmad Jauhaari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Mahasiswa 2021 Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pahala Mereka Sangatlah Besar Atas Keikhlasan Mereka dalam Mengajar Alif Ba Ta

3 Juni 2022   10:44 Diperbarui: 3 Juni 2022   11:01 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Selamat pagi, siang, sore, dan malam semuanya. Bertemu lagi denganku di artikel mingguan tugas kewarganegaraan yang saya tempuh di perkuliahan saya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang guru ngaji saya atau orang yang mengajarkan saya membaca Alif Ba Ta pada saat saya masih dini.

Dalam pembahasan ini, saya tidak akan hanya menceritakan satu orang melainkan saya menceritakan beberapa orang yang sejak kecil mengajari saya bagaimana cara Saya mengaji dengan baik dan benar.

Pertama orang yang mengajari saya membaca alif ba ta ialah guru saya saat saya masih di bangku Tk. Beliau bernama Bu Erna. Dahulu saya diajari beliau Pada saat saya duduk di mall kecil atau Tk A. Dulu saya diajari membaca alif ba ta sambil dipangku oleh Bu Erna. Beliau memperkenalkan huruf alif dan huruf ba untuk pertama kalinya kepada saya dengan penuh kasih sayang. Hingga pada satu waktu itu saja saya sudah mempelajari huruf alif ba ta dan tsa.

Kemudian kisah ini berlanjut hingga saya melanjutkan ngaji saya di sebelah rumah. Yah, saya melanjutkan ngaji di tetangga saya yang bernama Ning Nur. Neng Nur membuka tempat anak-anak kampung saya untuk belajar ngaji. Di situ aku bersama Abangku belajar mengaji dan memperlancar bacaan Alquran kami. Akan tetapi Saya belajar di situ hanya dalam kurun kurang lebih setahun dikarenakan saya lebih memilih di rumah untuk menonton Naruto yang selalu tayang pada tiap magrib dan bertabrakan dengan waktu ngaji saya.

Kemudian kisah ngaji saya berlanjut pada saat saya kelas 2 SD, saya sudah tinggal di rumah nenek bersama ibu abang dan keluarga saya. Karena saya tidak bisa membaca Alquran dengan lancar, akhirnya mama menempatkan Saya belajar ngaji di guru Mama saat beliau masih kecil. Guru ngaji tersebut merupakan tokoh masyarakat di desa saya. 

Beliau bernama Pak Tohiron. Bersama Pak tohiron saya banyak mengalami perkembangan saat ngaji. Walaupun Sebenarnya saya masih belum mencapai baca Alquran, saya masih mengaji Iqro pada saat itu. Akan tetapi Alhamdulillah banyak perkembangan dan kelancaran Ketika saya belajar ngaji di tempat Pak Tohiron. Dalam waktu kurang dari setahun saya memutuskan berhenti untuk mengaji dikarenakan ya alasannya masih tetap sama, yakni saya lebih memilih menonton Naruto di rumah daripada ngaji cuy. Hehehe. Yah begitulah Alasan saya untuk tidak mengaji. Tidak patut ditiru dan sangat amat tidak baik. Dan ini merupakan akhir kali Saya mengaji hingga 2 sampai 3 tahun lamanya Akhirnya saya mulai belajar ngaji lagi.

Selang 2 sampai 3 tahun Akhirnya saya memutuskan untuk kembali belajar mengaji pada saat saya duduk di bangku kelas 5 SD. Saya belajar mengaji di Ayah teman sekelas saya Jakfar titik yang mana Ayah beliau merupakan seorang tokoh masyarakat di daerah saya dan juga merupakan murid dari Pak Tohiron. Beliau bernama Cak Zamroni. Cak samroni merupakan sosok guru ngaji yang ulet, rajin, perhatian terhadap murid-muridnya. Murid yang ngaji Kepada beliau berjumlah 6 sampai 8 orang termasuk saya. 

Dengan sifat tawadhu yang beliau miliki, ketika beliau ditanya tentang belajar ngaji beliau selalu menjawab "Saya tidak mengajar ngaji akan tetapi saya hanya menyimak bacaan murid-murid dan membenarkannya jika ada yang kurang tepat". Kurang lebih seperti itu jawaban beliau ketika ditanya. Dan alhamdulillah selama bersama beliau bacaan Alquran saya sudah mulai lancar dan mulai membaik hingga saya sudah mencapai tahap membaca Alquran dan saya pada akhirnya sampai di surat an-nisa ayat ke-4 seingat saya. Dan saya tidak lanjut mengaji lagi dikarenakan saya sudah mulai malas dan mulai sibuk untuk fokus Ujian Nasional pada saat saya kelas 6 SD.

Singkat cerita Akhirnya saya belajar mengaji sendiri dengan banyak-banyak membaca Burdah dan wirid ketika saya berada di pondok. Saya merasa bahwa belajar mengaji itu penting untuk setiap umat muslim dan juga merupakan aib yang sangat besar apabila seorang santri tidak bisa mengaji Alquran dengan lancar. Saya sangat bersyukur sekali ketika saya sadar bahwa saya sudah bisa membaca Alquran dengan lancar.

 Semua itu saya tidak akan bisa saya capai Tanpa adanya guru-guru saya yang mengajari saya membaca Alif Ba Ta hingga mengaji dengan lancar. Dan juga kepada orang tua saya yang telah menempatkan saya di lembaga pendidikan agama yang benar. Terima kasih kepada semua pengaruh yang membuat saya bisa mengaji, membaca kitab suci dengan baik dengan cermat. Dari lubuk hati saya, saya mengucapkan jazakumullah Khairan jaza. Semoga Allah membalas amal perbuatan baik kalian semua dan menjadikan ini sebagai pahala Jariyah yang terus mengalir hingga hari akhir nanti

Oke jadi sekian kisah singkat mengenai kisah Saya mengaji kepada guru-guru saya. Saya harap kepada para pembaca yang Budiman agar selalu mendoakan guru-guru yang telah mengajarkan kita membaca Alquran untuk senantiasa mereka selalu diberikan kesehatan dan apabila mereka sudah tiada mereka ditempatkan di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ditempatkan di surganya Allah yang tinggi yakni surga Firdaus Amin Allahumma Amin. Sekian dan terima kasih banyak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun