Mohon tunggu...
A. Jaisyur Rahman
A. Jaisyur Rahman Mohon Tunggu... -

Ahmad Jaisyur Rahman (Jez)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

NaMAmu MenjADi Judul Hujan

4 Februari 2011   02:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namamu Menjadi Judul Hujan

Anak-anak hujan menetas di jendela, membangunkan tidurku. aku dingin,
udara menghambar dada, cuaca angin ribut, kertas-kertas yang telah
kutandai atas namamu, jadi lembab kebasah-basahan, keluar dari sampul buku
diary senarai catatan-catatan A Jaisyur Rahman, jatuh ke angin yang patah
bersama asap terakhir dari filter dan uap panas kopiku. Berlembar catatan
harus kusudahi sebelum jam dua belas tadi. Tetapi waktu terlalu tajam menembus
jantung malam, terlalu mengejutkan, langit mebuka kejadian.
Pada rintik keberapa hujan menjatuhkan tetesan beku di atas kepala?
Berjuta-juta ingatan berceceran di sepanjang jalan. Aku mengira selepas hujan,
pagi nanti akan menjadi kata yang membusuk bersama tinja-tinja industri.
Begitu cepat waktu berlalu, kau masih betah dalam dada, malam mendekati pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun