Hingga akhirnya sampai digerbang sekolahan yang sudah hampir tertutup. Tidak kusangka jarak yang harusnya ditempuh dalam waktu 30 menit dapat kutempuh dengan waktu 18 menit. Tapi tidak kuhiraukan semua itu bahkan kejadian di Traffic light tadi.
Aku segera bergegas menaruh tas ranselku dikelas, kemudian masuk kebarisan petugas upacara. Dengan wajah terheran semua temanku memandang celanaku yang tidak sesuai aturan bahkan sudah kuno (ketinggalan zaman). Dengan wajah tersenyum kecut aku tetap tegar melihat bola mata temanku yang melihat seakan-akan mengatakan bahwa aku tak layak menjadi petugas bendera kali ini. Sebenarnya aku sempat berpikir untuk meminjam celana kepada temanku yang tidak bertugas hari ini. Tapi karena aku sendiri berangkat sudah hampir saja telat akhirnya kuurungkan niatku.
Dengan menenangkan pikiran dan hati aku bersiap-siap dibarisan petugas bendera lainya. Ada 3 orang yang menjadi petugas bendera, aku diujung sebelah kanan, ditengah ada temanku rani, disebelah kiri rani ada toto yang terlihat sudah sangat siap dengan penampilan seragamnya yang rapi. Berbeda halnya dengan aku. Tampak rapi dari atas tapi lusuh dibawah seperti pohon berdaun lebat tapi berbatang keropos bahkan keriput. Tetapi Aku harus menyiapkan mereka semua karena bertanggung jawab menjadi pemimpin pengibaran bendera Merah Putih di pagi hari ini.
Upacara dimulai, pemimpin upacara memasuki lapangan upacara. Dengan tetap memberi semangat pada diri sendiri walaupun ketika menatap keteman sekeliling mata mereka seolah mengejekku. Bahkan aku mendengar ada guru yang sedang berbisik "bocah menjadi petugas bendera pakaianya kok kaya gitu sih". Aku dengan sedikit menebalkan wajahku tidak memperdulikan itu semua. Akan berusaha semaksimal mungkin mengemban tanggung jawab ini.
Pengibaran bendera merah putih oleh petugas kata pembawa acara. Siap grak, luruskan, langkah tegak maju jalan. Aku menyiapkan dengan tegas tanpa memperdulikan celanaku. Grak grak grak terdengar ketukan sepatu kai yang tegas.Dengan mantap setiap langkahku dan teman-temanku berjalan menuju tiang bendera. "Wah bagus ini langkah tegaknya pengibar bendera" ujar salah satu guru laki-laki, tetapi aku tidak tahu siapa guru tersebut. Karena sangking fokusnya mengambil tali bendera untuk dipasangkan bendera merah putih. Menjadikan semangat tersendiri untuku karena mendengar ucapan salah satu guru tersebut.
Bendera siap, semua peserta upacara hormat dan bersama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman. Menarik tambang untuk mengibaran bendera merah putih secara perlahan-lahan hingga sampai pada puncak tiang menjadikan kehidmatan yang hakiki untuku dan seluruh peserta upacara.
Kembali ketempat semula setelah mengibarkan bendera dengan lancar menjadikan diriku lega sekali. Karena sudah bertanggung jawab melaksanakan tugasku dengan baik. Upacarapun berjalan dengan khidmat dengan dilanjut pemberian amanat oleh kepala sekolah. Salah satu isinya adalah mengapresiasi petugas upacara terutama pengibar bendera yang sudah melaksanakan tugas dengan baik tanpa kesalahan.
Akhirnya upacara selesai seluruh pasukan dibubarkan. Kami petugas upacara bersalaman saling mengucapkan terima kasih. Bahkan guru pembimbing upacara memberikan selamat kepada seluruh petugas dan khusus juga kepadaku karena sudah bertugas dengan baik. Walaupun dengan kondisi pakaianku yang tidak selayaknya.
Pekalongan, 19 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H