Mohon tunggu...
Ahmad Jaelani s
Ahmad Jaelani s Mohon Tunggu... Guru - Dunia baru untuk harapan baru

Setiap keindahan berasal dari ketulusan hati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Tradisional di Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

14 Januari 2020   16:45 Diperbarui: 14 Januari 2020   19:48 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang menarik setiap hari Senin malam di Dukuh Gondosari Desa Silirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. Mulai sekitar pukul 17.00 Wib orang-orang mulai mendasarkan jualanya, biasanya sampai pukul 21.00 Wib. 

Banyak orang menyebutnya dengan Pasar Tiban disingkat PARTI, karena pasar tersebut memang tiba-tiba ada dan hanya berjualan pada senin malam saja.

Berbagai macam yang dijajakan, mulai dari pakaian, celana, sandal, jajanan kekinian, dan bahkan jajanan tradisonal. Penulis biasa berkunjung ke Pasar tiban untuk membeli cemilan ringan seperti sempolan (jajanan tebuat dari tepung pati kemudian digoreng), telur gulung, pelor (pentol telor), sosis bakar, bakso kuah, dan masih banyak lagi.

Harga yang terjangkau menjadikan banyak masyarakat sekitar yang selalu berkunjung dan membeli jajanan sebagai cemilan. Harga jajanan yang tersedia sangat berfariasi mulai dari Rp 500,00 murah. Berbagai macam gorengan pun tersedia di sana, dari tempe goreng, bakwan goreng, tahu goreng, tahu aci, dan masih banyak lagi.

Pasar tiban merupakan pasar tradisional yang mendekatkan penjual ke pembeli. Selain itu menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar. Bu Dahlia misalnya,  penjual lauk pauk dan jajanan tradisional Seperti lopes, ongol-ongol, cenil, dan lainya. 

Masih bertahan berjualan jajanan tradisional diera yang serba modern ini. Karena sudah berjualan sudah lama dan sebagai mata pencaharian keluarga bu Dahlia.

Lokasi yang berada di sekitar perempatan sebelah barat kantor Kepala Desa Silirejo. Menjadikan Pasar tiban ini sangat ramai karena termasuk lokasi yang strategis. Mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.

Pasar tradisional seperti pasar tiban sebenarnya tidak hanya ada di Desa Silirejo saja, tapi menyebar di Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan dengan jadwal yang sudah diatur oleh masyarakat. Bahkan mereka sudah membentuk paguyubanya.

Di era modern seperti ini pasar tradisional sudah mulai tergeser keberadaanya oleh pasar modern yang berbentuk toko modern ber AC dan Swalayan. 

Padahal pasar tradisional seperti ini dapat sebagai tempat silaturahmi dan bertransaksi secara sosial. Karena biasanya masih ada transaksi tawar menawar. Beda sekali dengan pasar modern yang sudah tidak bisa melakukan proses seperti ini.

Mari kita sebagai anak kekinian biasa disebut anak milenial perlu untuk tetap melestarikan dan mengemmbangkan pasar tradisional seperti pasar tiban. Supaya tidak tergeser oleh pasar modern. Bukan berarti harus menghilangkan pasar modern, hanya saja pasar tradisional dan pasar modern bisa saling berdampingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun