Rakernas Nasdem memasuki hari kedua atau satu hari sebelum penutupan pada esok, Jumat 17 Juni 2022. Di penutupan nanti, diagendakan akan diumumkannya siapa saja kandidat capres hasil Rakernas oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Di hari kedua ini, telah didapatkan lima nama teratas dari sekian nama yang diajukan masing-masing DPW Partai Nasdem. Tentu, nama yang paling banyak diajukan adalah Anies Baswedan, yakni diajukan oleh 32 DPW dari 34 DPW se-Indonesia, diikuti Ganjar Pranowo oleh 29 DPW dan Erick Thohir oleh 16 DPW.
Jika menarik histori ke belakang dan bahkan lebih jauh ke belakang, tertebak sudah "arah" dari Rakernas yang diadakan selama tiga hari ini. Atas histori tersebut, maka saya berkesimpulan bahwa Rakernas ini adalah jamuan selamat datang kepada Anies Baswedan, selaku Gubernur DKI Jakarta sekaligus kawan lama Ketum Nasdem Surya Paloh. Mengapa demikian?
Sosok Anies Baswedan bukan lah tokoh yang baru muncul saat Pilkada DKI pada 2017 atau sebatas Menteri Pendidikan pada 2014. Namun jauh sebelum itu, Anies Baswedan adalah anak muda yang mempunyai sepak terjang seksi yang patut mengantarkannya hingga sejauh ini. Sebut saja ikatan dengan Partai Nasdem sendiri.
Anies Baswedan tercatat menjadi salah satu pendiri Ormas Nasdem, yang menjadi cikal bakal Partai Nasdem. Bahkan Anies didapuk menjadi pembaca manifesto saat Ormas itu didirikan.
Memiliki ikatan "tak kasat mata", belum tentu orang tidak bisa merasakannya. Bagai angin yang tak terlihat namun tetap terasa, Anies Baswedan kini semakin terikat dengan Surya Paloh.
Meski kedua tokoh tersebut terakhir bertemu pada 2019, setidaknya itu lah komunikasi yang terlihat publik terakhir kali. Bagaimana dengan komunikasi di balik tirai? Apa kah tidak ada obrolan politik Anies Baswedan selama Ahmad Sahroni menjalankan tugas sebagai Ketua OC Formula E?
Bertahan hingga hampir habis masa jabatan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tetap berkukuh menjadi independen tanpa terikat partai apa pun. Meski juga mempunyai ikatan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, namun lagi-lagi "angin" itu tak terasa bertiup ke arah Kertanegara. Lalu, ke mana?
Tentu bertiup ke arah Gondangdia Menteng, alias Nasdem Tower. Begitu banyak isu tak kasatmata dan dukungan morel kasatmata, menjadi penanda arah angin Anies Baswedan.