Selain itu, menurut hemat saya Koalisi Semut Merah yang dibentuk PKB dan PKS akan layu sebelum berkembang.
2. Koalisi Gado-gado, Gerindra-Nasdem-Demokrat-PKS (241 kursi)
Pertemuan Surya Paloh dan SBY belakangan ini, yang didahului dengan pertemuan Surya Paloh dengan Prabowo, memberikan sinyal besar terbentuknya poros baru, poros segar, dan poros lengkap layaknya gado-gado.
Kedatangan dua mantan jenderal ke markas Partai Nasdem menyiratkan bahwa siapa pun yang diusung Nasdem nantinya, adalah tokoh yang mempunyai magnet besar dan pastinya akan mendapatkan posisi sebagai capres atau pun cawapres. Namun dengan kehadiran Gerindra sebagai pemilik kursi terbanyak di koalisi ini, sepertinya akan menjadi pemilik tiket capres.
Bergabungnya Partai Demokrat dan PKS tak lepas dari upaya terbentuknya koalisi yang semakin "seksi" dan potensial. Untuk komunikasi antarpartai pun, setiap Parpol di koalisi ini terbilang "serasa dan sejalan". Dengan komponen "pendekar partai" yang berlatar militer, nasionalis, dan agamais, tentunya poros ini akan semakin kekar dan lengkap.
3. Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar-PAN-PPP (148 kursi)
Khusus penamaan koalisi ini tak perlu saya analogikan karena ketiganya telah berikrar untuk membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Diisi partai nasionalis, agamais, dan agamais yang makin berupaya untuk ke tengah, juga membuat komposisi poros ini menarik---terlepas dari terbentuknya poros ini adalah bukti keretakan Koalisi Indonesia Maju.
Parpol yang berani untuk mengambil langkah lebih awal ini membuktikan bahwa koalisi ini sangat percaya diri atas tokoh yang akan diusung kelak.
Meski Pilpres akan dilaksanakan pada Februari 2024, namun jauh sebelum itu ada banyak sekali tahapan dan pemufakatan yang terjadi di ruang publik maupun di balik tirai. Maka segala yang terjadi di ruang publik hingga saat ini, yang membuat saya mengambil kesimpulan bahwa akan terbentuknya tiga poros saat Pilpres 2024 nanti.
Namun pada akhirnya, segala kesepakatan di balik tirai lah yang akan menjadi penentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H