Begitu juga semua ilmu dan file yang ada dalam gudang otak kita harus di cek satu persatu kebenarannya, jika ada beberapa file yang hoax harus di buang dan eliminasi, jika yang ada dalam otak ada satu dua hoax dan tidak dikeluarkan maka isi otak tentang kebenaran yang lain juga akan ikut terkontaminasi menjadi tidak positif.
Keenam 'tombol playback' bermakna muhasabah
Kamera memiliki tombol playback yang berfungsi untuk melihat kembali foto yang sudah diambil, jika hasilnya kurang bagus maka bisa dilakukan pengambilan gambar ulang. Hal ini bermakna jika sebagai manusia biasa setiap hari pasti melakukan khilaf dan salah, untuk itu tugasnya untuk selalu melakukan instrospeksi diri, melakukan evaluasi atas usaha yang dilakukan setiap harinya, supaya kita mengetahui kesalahan, kelemahan, dan kekurangan yang selanjutnya di lakukan perbaikan atau pengambilan gambar ulang. Instrospeksi atau muhasabah merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang masyhur seperti Nabi Muhammad maupun Sultan Agung dan tokoh-tokoh lainnya.
Ketujuh 'tombol zoom' bermakna kritis konstruktif
Tombol zoom pada kamera berfungsi untuk membesarkan dan melihat lebih detail hasil tangkapan kamera. Hal ini bermakna jika kita harus kritis kedalam diri sendiri, melihat lebih detail lagi segala kekurangan diri untuk menemukan langkah memperbaiki diri. Selain itu kita juga harus lunak keluar atau kepada orang lain. Maksudnya ketika kita memandang diri sendiri harus kritis dan ketika menyikapi orang lain harus lunak, tujuannya adalah agar konsentrasi membenahi diri sendiri dan bukan konsentrasi ingin memperbaiki orang lain. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan orang bijak "kritislah ketika melihat ke dalam dirimu sendiri agar engkau tahu kekuranganmu lalu sibuk memperbaiki dirimu, lunaklah ketika memandang keluar/orang lain agar kamu menjadi toleran".
Kedelapan 'tombol erase' bermakna selektif
Tombol erase dalam kamera yang berfungsi untuk menghapus beberapa hasil potret yang tidak diinginkan atau gagal. Hal ini memberikan pelajaran ada hal-hal yang kurang baik dalam diri kita yang harus di delete. Kita memiliki otoritas untuk menghilangkan sifat buruk, kita harus memiliki tekat yang kuat untuk men-delete kebiasaan yang tidak baik dari dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan, sebelum hal-hal yang buruk itu menjadi karakter.
Orang bijak berkata "hati-hati dengan yang anda pikirkan, karena yang sering anda pikirkan akan menjadi ucapan. Hati-hati dengan yang anda ucapkan, karena apa yang sering anda ucapkan akan menjadi perbuatan. Hati-hati dengan perbuatan karena yang sering anda perbuat akan mejadi kebiasaan. Hati-hati dengan kebiasaan karena kebiasaan akan menjadi karakter". Karakter baik atau buruk bermula dari cara kita mengelola pikiran, ucapan, perbuatan, dan kebiasaan. Jika kebiasaan sudah menjadi karakter, maka akan sulit untuk dirubah.
Dari beberapa filosofi kamera yang penulis paparkan diatas masih membuka banyak sekali kemungkinan makna filosofis lain yang sesuai dengan latar belakang pembaca, untuk itu tulisan ini bukanlah sebuah jawaban tentang "filosofi kamera", melainkan hanya pemantik untuk interpretasi dan kajian yang lebih mendalam lagi tentang filosofi kamera.
Kampung Coklat. Senin, 8 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H