Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa setelah Rasulullah Saw. mengetahui sikap Umara, beliau bersabda, "Semoga Allah menyayangi Umar, semoga Allah menyayangi Umar, karena semua kebaikan yang diinginkannya telah didahului seluruhnya oleh Abu Bakar." (HR. Thabrani)
Dalam kesempatan lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. memerintahkan kepada para sahabatnya untuk bershadaqah. Mendengar hal itu Umar pun berkata, "Aku harap hari ini aku bisa menandingi Abu Bakar dengan menginfakkan setengah dari hartaku."
Akan tetapi, yang terjadi kemudian justru sebaliknya, Abu Bakar pada hari itu datang kepada Rasulullah Saw. dengan membawa seluruh harta yang beliau miliki untuk dishadaqahkan.
"Wahai Abu Bakar apakah engkau tidak menyisakan hartamu untuk keluargamu?"
"Bagi mereka, aku sisakan Allah dan Rasul-Nya." Jawab Abu Bakar dengan tegas.Â
Melihat kenyataan tersebut, Umar berkata, "Selamanya aku tidak akan mampu mengalahkanmu dalam hal kebaikan." (HR. Abu Daud)
Demikianlah Abu Bakar. Hidupnya selalu penuh dengan motivasi yang kuat untuk melakukan sebanyak mungkin kebaikan. Berdasarkan kisah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran penting yang dapat kita jadikan teladan dan motivasi dalam hidup ini.
Pertama, jangan menunda untuk melakukan kebaikan. Mengapa begitu? Sebab, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika kita menunda. Selalu menjadi yang terdepan untuk melakukan kebaikan sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar seperti kisah di atas adalah sikap yang terpuji yang selayaknya dimiliki oleh seorang muslim.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah Saw. mengingatkan bahwa kita diperintahkan untuk menggunakan kesempatan sebelum datang kesempita, menggunakan waktu sehat sebelum datang waktu sakit, menggunakan masa muda sebelum datang masa tua, menggunakan waktu hidup sebelum datang waktu mati.
Kedua, selain berisi pelajaran tentang pentingnya bersegera melakukan kebaikan tanpa harus menunda, kisah di atas juga mengandung pelajaran bahwa sebagai seorang muslim kita harus peka dan peduli. Yaitu, peka terhadap kondisi orang lain dan sekaligus peduli terhadap mereka. Dua sikap inilah yang menjadikan sosok-sosok sebagaimana Abu Bakar dikenal sebagai pribadi yang bukan hanya dermawan, melainkan sekaligus mulia dan dimuliakan (Mustafa Murad, Abu Bakar, hlm. 38) .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI