Mohon tunggu...
Ahmadi
Ahmadi Mohon Tunggu... -

...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Full Day School: Guru Jadi Kambing Hitam, Murid Jadi Korban

18 Juni 2017   17:37 Diperbarui: 18 Juni 2017   19:15 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca alasan yang diutarakan bapak menteri pendidikan nyata jelas bahwa beliau membuat keputusan kontroversial tersebut semata-mata karena untuk mengakomodir guru yang menginginkan mendapatkan tunjangan profesi guru bukan untuk kepentingan murid. Pak menteri mengabaikan pentingnya pendidikan bagi para murid dimana selain belajar juga mereka perlu bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dimana mereka tinggal. Jadi tidak hanya seharian disekolah. 

Iya kalau sekolahnya mempunyai sarana dan prasarana yang memadai murid tentu akan betah di sekolah. Kalau tidak yang ada akan stress. Tentu kebijakan sekolah 8 jam sehari sangat menguntungkan bagi kedua orang tua yang bapak ibunya sama-sama kerja. Jadi mereka menyerahkan sepenuhnya anak-anak mereka kepada sekolah. 

Mereka tidak perlu khawatir dan pusing akan keadaan anaknya. Beda jika orang tua yang membutuhkan bantuan anak untuk kerja sepulang sekolah. Apakah itu jualan, jaga toko, kerja di sawah atau lain sebagainya. Lantas bagaimana dengan kebutuhan makan mereka jika sekolah menerapkan sekolah 8 jam sehari. 

Apakah makanan yang ada di sekolah dapat mencukupi kebutuhan gizi mereka? Apakah orang tua sanggup memberi uang saku tambahan untuk makan siang? Jadi janganlah membuat kebijakan hanya untuk kepentingan gurunya saja tapi mengorbankan murid. Buatlah kebijakan yang untuk kepentingan kemajuan pendidikan. Agar bangsa Indonesia bisa maju dan setara dengan negara-negara yang bagus kualitas pendidikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun