Mungkin ini cara bercinta
untuk melahirkan pengalaman
dalam buaian sang waktuÂ
yang terus memburu
Mungkin ini cara mengenali
mimpi mimpi tentang NKRI
dengan sedikit pengorbanan
memahami perbedaan
Akan kupetik ramaimu dalam sunyiku
untuk menautkan tali sebelum bernyanyi
Perjalanan bertebaran di muka bumi adalah bagian dari titian illahi
Dari jejak pertama hingga jejak berikutnya
merangkai tentang suatu masa
Dan cermin untuk lebih mengenali anugerahMu
Siapakah yang berkuasa atas insan insan yang datang dan pulang, yang duduk menunggu atau tegap melangkah menuju arah berbeda?Â
Pada bagian mana aku ditengah tengah mereka yang berjibaku bersama waktu?Â
Pada arah mana aku menuju diantara desau angin yang tak pernah henti menderu memburu anganku?Â
Mungkin pertanyaan ini tidak begitu penting ketika berkaca pada karya ciptaMu
yang bahkan aku debu dari semesta raya ini
Lihatlah betapa kecil mereka di dataran itu
Rasakan betapa kecil diriku dalam tubuh benda yang menerbangkanku
Helai helai awan terhempas siap membungkus ku jika Kau mau
Menjadikanku tak nampak lagi
hilang dan dilupakan
Kota ini juga kota lainnya adalah tempat memujiMu
Dalam setiap langkah, di setiap gumaman, ditengah kecamuk perang ataupun eforia kemenangan
Hari ini dan hari hari lainnya
Waktu masih tetap muda
Kitalah yang terus menua
Kusut dan renta, tak berdaya dan tinggal kerangka
Sungguh semua seiya sekata tentang dunia
Namun kadang perlombaan membangun kesombongan, meniadakan satu sama lainnya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI