Semarang Menanam pohon dapat menjadi salah satu langkah wujud nyata kampanye go green. Karena dengan menanam pohon, kita ikut andil dalam menekan dampak buruk pemanasan global yang semakin parah dari waktu ke waktu. Pohon memiliki kemampuan untuk menyerap emisi karbon yang menjadi penyumbang masalah global warming terbesar. Selain dalam rangka menekan dampak buruk pemanasan global, manfaat lain dari kegiatan tanam pohon ini diantaranya: menyimpan air dalam tanah, mencegah banjir dan erosi, dapat menjadi sumber oksigen, menyediakan tempat tinggal bagi fauna, menyerap polusi udara, dan sebagainya.
Dalam pewujudan kampanya go green ini, Kelompok 43 KKN RDR ke-77 2021 UIN Walisongo Semarang melakukan kegiatan tanam pohon di lingkungan sekitar kampus. Lokasi tepat penanaman pohon ini berada di lahan umum masyarakat Tanjung Sari, RT 07 RW 05 Kelurahan Tambakaji, Ngaliyan, Semarang. Lokasi ini berbatasan langsung dengan lapangan, Gedung FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), dan Gedung FPK (Fakultas Psikologi dan Kesehatan) Kampus 3 UIN Walisongo, sehingga manfaat tanam pohon ini akan dirasakan oleh warga Tanjung Sari dan mahasiswa secara tidak langsung. Selain itu, pemilihan lokasi ini dirasa tepat karena berdekatan dengan lahan bekas gusuran tol, oleh karena itu penghijauan di sekitar lokasi ini dirasa sangat dibutuhkan.
Bibit-bibit pohon yang ditanam ini didapat dari Disperkim (Dinas Perumahan dan Pemukiman) Kota Semarang ini diambil dari Kebun Bibit Disperkim di Jl. Manoreh Sel., Sampangan, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang pada 23 Oktober 2021. Selain itu, penanaman dilakukan oleh perwakilan kelompok sebanyak delapan orang dengan dibantu oleh warga sekitar. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan jumlah total bibit pohon yang berhasil ditanam adalah sebanyak 40 buah pohon. Jenis pohon yang ditanam adalah 25 bibit pohon sepatu dea (Spathodea Campanulata) dan 15 bibit pohon mahoni (Swietenia Mahagoni).
Teknis menanam pohon sepatu dea yang bibitnya berukuran cukup besar (4 meter) ini, diperlukan cara khusus. Pertama, menyiapkan peralatan dasar yang dibutuhkan untuk menanam pohon seperti cangkul, parang, dan lainnya. Kedua, menyiapkan penyangga dari bambu sepanjang 1,5 meter dari bambu yang dipotong setengah runcing ujungnya dan tali ijuk untuk mengikat penyangga ke bibit pohon. Pengikatan penyangga ke bibit pohon menggunakan tali ijuk ini, memakai teknik menyilang agar mendapatkan ikatan yang kokoh.
Pohon sepatu dea dipilih karena selain proses tanamnya yang mudah, kedua pohon ini juga mudah untuk dirawat sehingga tidak diperlukan pemeliharaan yang intensif. Selain itu, Pohon ini cepat tumbuh dan batang kayunya tidak keras, namun rajin berbunga sehingga banyak dipakai untuk penghijauan dan pertamanan serta dapat tumbuh hingga mencapai 20 meter.
Sedangkan pohon mahoni dipilih karena kemampuannya yang dapat mengurangi polusi sekitar 47% - 69%, sehingga pohon ini cocok sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Dengan tinggi pohon yang dapat mencapai 35-40 meter dengan diameter pohon hingga 125cm, pohon mahoni dinilai cocok untuk dijadikan sebagai penghijauan.
Kegiatan tanam pohon sebagai wujud go green yang dilaksanakan oleh Kelompok 43 KKN RDR ke-77 UIN Walisongo Semarang ini diharapkan dapat menjadi contoh positif dan motivasi untuk warga dan khususnya untuk mahasiswa agar lebih memperhatikan keselamatan bumi dengan menanam pohon sebagai salah satu langkah awalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H