Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengubur Ari-Ari

6 Februari 2016   08:34 Diperbarui: 6 Februari 2016   11:43 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedelapan, memberi tanda di atas tanah urukan tersebut dengan batu yang agak besar agar urukannya tidak diganggu binatang (seperti kucing)

pot keramik berisi ari-ari ditutup dan dimasukan ke dalam lubang, foto pribadi

 

Selesai     

Kata teman saya yang membantu, ada berbagai cara memperlakukan ari-ari, tergantung pemahaman dan keyakinan orang. Ada yang di atas kuburannya dipasang lampu, ada yang dihanyutkan di sungai, dan ada yang dikubur langsung tanpa dibungkus terlebih dahulu, serta ada yang pakai kembang tujuh macam seperti yang dilakukan ibu di tukang kembang tadi. Menurut saya, yang penting adalah ari-ari itu terkubur di dalam tanah dan kemudian tidak diganggu oleh binatang seperti kucing, jadi dikuburnya harus agak dalam agar tidak bau dan diatas urukannya diletakan batu besar.

Saya, secara pribadi melakukan penguburan ari-ari, lebih karena mengikuti perintah orang tua dan kebiasaan memperlakukan ari-ari dalam keluarga. Tidak melebihkan atau mengurangi, hawatir berlebihan. Setahu saya, kita harus memperlakukan dengan baik bagian tubuh kita yang sudah tidak digunakan, seperti kuku dan rambut. Logikanya, ari-ari yang juga merupakan bagian tubuh manusia, sepatutnya diperlakukan dengan baik dengan cara yang sesuai dengan keyakinan masing-masing. Saya pikir seperti itu, sekian.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun