[caption caption="Bayi kuning disinar biru, foto pribadi"][/caption]
Pada minggu pertama, setelah lahir (new born baby) di pertengahan bulan ini, bayi kami mengalami kuning. Kulitnya kuning begitupula bagian matanya yang seharusnya berwarna putih menjadi agak kuning. Kamipun segera berangkat ke dokter dan memeriksakannya. Kata dokter, ini harus dicek darah untuk dilihat kadar bilirubinnya. Saat itu juga kami cek darah dan sejam kemudian hasilnya keluar, ternyata bilirubinna tinggi 16,7 berada di luar batas normal, 12. Kamipun disarankan dokter untuk terapi dengan menyinari (sinar biru) anak kami. Selama dua hari anak kami disinar di rumah sakit. Alhamdulillah setelah itu, cek darah menunjukkan bilirubin kembali normal di kisaran 8. Kamipun senang.
Apa yang harus dilakukan saat bayi baru lahir?
Kuning pada bayi yang baru lahir, kata dokter yang menangani anak saya, pada umumnya merupakan sisa proses kehamilan yang masih ada pada bayi, dan ini masih dalam taraf fisiologis, bukan disebabkan oleh virus atau bakteri atau penyakit, dan juga bisa disebabkan kondisi hati yang belum sepenuhnya berfungsi dengan baik. Terlihat dari kulit, mata, dan kuku yang kuning, kemudian bayi lemas dan tidak bergairah. Cara menghilangkannya adalah dengan mengeluarkan kuning-kuningnya itu, yang merupakan pigmen hasil dari rombakan sel darah merah, melalui urin. Oleh karena itu asupan bayi, terutama ASI sangat diperlukan. Jangan sampai bayi kekurangan ASI atau cairan. ASI baiknya dipompa dan dimasukkan ke dalam botol kemudian di simpan dalam lemari pendingan, sehingga perawat yang menangani bisa memberikan ASI pada waktunya. Â
[caption caption="Bayi dijemur matahari, foto pribadi"]
Kuning pada bayi dapat dikurangi juga dengan menjemur bayi di matahari pagi antara jam 7 sampai jam 8. Bayi ditelanjangi dan dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup matanya selama 15 sampai 20 menit cukup. Jadi dengan ASI yang cukup dan sinar matahari yang cukup, bayi dapat pulih dan kembali tidak kuning.
Bagaimana jika terlanjur terjadi kuning pada bayi?
Bayi yang terlihat kuning, walaupun sifatnya fisiologis, bukan berarti bisa dianggap remeh. Memang dari apa yang saya baca, bisa terjadi kenaikan dalam minggu pertama kemudian menurun di minggu kedua atau setelah 8 hari. Akan tetapi, jika kemudian bayi menjadi lemas, tidak mau minum ASI, tidak bereaksi ketika BAB, maka kita harus cepat menghubungi dokter. Kata dokter kalau BAB nya pucat kaya dempulan, itu yang harus diwaspadai. Jika bilirubinnya tinggi, seperti yang terjadi pada bayi saya, maka harus disinar. Bayi dimasukkan ke dalam boks kemudian disinar dari atas, bisa juga ganda dengan disinari juga dari bawah. Biasanya disinar 2x24 jam dengan sinar biru di rumah sakit, dengan mata bayi tertutup. Penyinaran, yang disebut dengan phototherapy treatment, diiringi dengan minum susu setiap 2 jam agar bilirubin keluar seiring dengan urin yang keluar. Jadi jika kita memutuskan menyinar bayi di rumah sakit, siapkan ASI secara berkala dan juga pempers, karena pipisnya akan banyak.
Jika kadar bilirubin tinggi di atas 20, ada kemungkinan dilakukan transfusi darah untuk menukar darah yang pada bayi dan mencegah darah mengalir ke otak. Darah dengan bilirubin tinggi berbahaya karena dapat mengganggu kerja otak dan menghambat pertumbuhan bayi.
Bayi kuning bisa terjadi pada bayi yang baru lahir, jika kondisi kuning sudah terlihat di mana-mana pada tubuh bayi, segeralah berangkat ke dokter agar bayi dapat cepat diberi tindakan untuk pemulihan kesehatannya.
Demikian tulisan berbagi kami, semoga berkenan dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H