Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film 33, 70 Hari Terkubur Dalam Tambang!

13 Januari 2016   13:05 Diperbarui: 4 April 2017   16:34 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="film 33, diambil dari montclarion.com"][/caption]

Apa yang terjadi jika kita terkubur hidup-hidup dalam tambang yang ambruk di kedalaman ratusan meter? Menangis sejadi-jadinya? Putus asa? Atau bahkan bunuh diri? Apa saja bisa terjadi bahkan sampai kemungkinan terburuk! Apalagi dengan kondisi tambang yang tidak stabil dan kapan saja bisa berlanjut runtuh sejadi-jadinya runtuh! Namun sebelum itu semua terjadi, sebelum nyawa terbang melayang, manusia wajib berusaha, berharap, dan berdoa bahwa keajaiban pasti akan datang! Itulah yang dilakukan oleh 33 penambang di Chile, yang terjebak dalam tambang. Tidak berhenti berharap sampai nyawa melayang!

Film 33 merupakan kisah nyata yang dialami penambang di Chile yang terjebak reruntuhan perut bumi 700 meter di bawah tanah, tatkala bekerja, pada tahun 2010, terkenal dengan nama Bencana Tambang 2010 (2010 minning disaster). Dengan hanya berbekal makanan yang tersedia untuk 3 hari, para penambang berhasil bertahan hidup. Bahkan dengan suhu yang panas dan dengan kondisi tubuh tanpa makan dan minum yang cukup.

Harapan yang muncul bukan hanya pada diri mereka namun juga pada keluarga, masyarakat, dan pemerintah Chile, serta dunia. Pemerintah memberikan kekuatan penuh dengan berbagai fasilitas, termasuk fasilitas mesin pengebor dan fasilitas untuk keluarga para penambang yang menunggu kabar berita di lokasi penambangan. Para keluarga difasilitasi oleh sekolah, tempat tinggal, dan dapur umum sehingga mereka dapat terus mengikuti perkembangan penyelamatan ke 33 anggota keluarganya di bawah sana.

Keluargapun tidak hanya duduk diam, tetapi mereka memberikan semangat pada para petugas yang bekerja menolong keluarga mereka yang terjebak dalam tambang, memberikan doa bersama agar proses penyelamatan berjalan lancar. Tidak ketinggalan para pencari berita dan juga warga di seluruh dunia. Berbagai negara memberikan bantuannya, seperti bantuan mesin bor dari Australia dan bantuan tenaga ahli dari Amerika. Momen penyelamatan ini menjadi penyatu di antara warga lokal maupun dunia internasional, termasuk pemerintah Chile, para menteri dan pimpinannya.

Film ini diawali dengan serombongan penambang yang akan berangkat kerja. Ketiga baru sampai di dalam tambang di siang hari 5 Oktober 2010, terjadi pergeseran di dalam bumi, mirip gempa bumi yang membuat tambang runtuh. Merekapun berhamburan menyelamatkan diri, sampailah pada tempat “Shelter” di mana mereka tidak terkena reruntuhan. Namun stok makanan yang ada cuma cukup untuk 3 hari, dan tangga darurat yang ternyata hanya sepotong, tidak sampai ke daratan, membuat mereka sempat putus asa, sampai salah seorang dari mereka bernama Mario (Antonio Banderas) menyemangati mereka dengan optimisme dan harapan dahwa mereka akan selamat.

[caption caption="Perjuangan menyuling air di dalam tambang, gambar diambil dari slantmagazine.com"]

[/caption]

Akan tetapi, dalam faktanya kemudian, menyelamatkan diri dan bertahan hidup di dalam tambang yang runtuh bukan perkara mudah. Makanan dan minuman yang sedikit memaksa ke33nya membagi rata menjadi sepotong kue, seteguk air, dan sesendok makanan kaleng, yang dimakan sekali dalam seharinya. Selanjutnya, bukan hanya masalah fisik tetapi juga mental mengelilingi mereka. Ada yang stress hampir gila, ada yang sakit, bahkan ada yang coba bunuh diri. Namun karena kesetiaan dan persahabatan antar mereka, ke 33nya dapat melalui semua itu.

Kesabaran merekapun meraih secercah harapan tatkala terdengar suara bor menembus tanah di atas mereka. Sampai akhirnya menembus bagian atas “shelter”. Merekapun bersorak gembira dan menyelipkan kertas di mata bornya tertulis “Kita baik-baik saja di shelter, ke33 orang”. Hal itu menambah semangat hidup baik bagi ke 33 nya maupun kepada orang-orang di atas sana yang mencoba menolong mereka. Merekapun mendapatkan suplai makanan dan berbagai kebutuhan lainnya. Kamerapun dapat masuk ke dalam yang kemudian mengirim gambar kondisi mereka di sana. Akhirnya pada hari ke 69, sebuah kapsul berhasil diluncurkan untuk menyelamatkan mereka satu persatu. 24 jam dibutuhkan untuk mengangkut mereka ke atas. Semuanya selamat sampai di atas!

Film ini memperihatkan kepada kita bahwa bencana bisa datang kapan dan di mana saja. Yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan baik atas segala resiko yang akan terjadi tatkala kita bekerja dan menjadi suatu kewajiban bagi pihak penyelenggara kerja agar menyiapkan segala sesuatunya dengan baik agar jika terjadi sesuatu bisa cepat tertangani, terutama untuk pekerjaan yang beresiko seperti kerja tambang ini, mulai dari apa yang dikenakan sampai barang dan alat untuk kebutuhan darurat seperti tangga darurat, oksigen, pemadam api, persediaan makanan dan lain sebagainya.

Secara emosi, film ini mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa dan menjaga semangat pantang menyerah sekalipun kondisi kanan kiri kita hancur sehingga menempatkan kita bagai telur di ujung tanduk. Rasa optimis harus tetap ada karena harapan, walau kecil, pasti datang. Film ini juga memperlihatkan pada kita agar berserah diri pada Yang Kuasa, dengan terus berdoa dan berusaha melakukan yang terbaik. Baik para penambang maupun pihak keluarga, sama-sama berdoa untuk sebuah keajaiban, dan pada faktanya, keajaiban itu dapat terjadi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun