Peran guru sebagai fasilitator harus dirancang jelas di dalam kelas. Memberi kesempatan siswa menonton film harus dengan pendampingan yang terencana. Mulai dari pemilihan film yang sesuai dengan siswa, sesuai dengan topik dan juga umur. Kemudian guru juga harus menyiapkan alat ukur indikator pencapaian keterampilan, sehingga jelas bukan hanya hiburan tetapi keterampilan berbahasa dalam kegiatan ini. Â
Faktor pendukung seperti alat dan tempat harus terencana. Guru harus menyiapkan medianya seperti LCD, TV, pemutar film atau laptop, dan pengeras suara. Jika sekolah dapat menyiapkannya itu lebih baik. Carilah tempat yang nyaman. Untuk faktor pendukung ini guru sebaiknya berkoordinasi dengan bagian sarana prasarana sekolah sehingga pada akhirnya bisa didapatkan tempat yang fix, dengan fasilitas yang memadai, yang selanjutnya bisa digunakan untuk menonton, bukan hanya untuk pelajaran bahasa asing, tetapi juga mata pelajaran lainnya.Â
Mengenai waktu, memang harus kita pilih waktu yang tepat, karena sebenarnya film ini bersifat ekstensif, bukan intensif, artinya butuh waktu yang agak panjang. Namun tidak ada salahnya mencoba dengan mengatur jadwal atau dengan membuat film bersambung. Sebaiknya juga berkoordinasi dengan pihak kurikulum yang punya wewenang dalam mengatur jadwal. Jika bisa diatur sehingga siswa mendapatkan waktu yang agak panjang dalam satu hari sehingga film tidak terpotong-potong itu lebih baik. Â Â
Jadi jika ditanya apa gunanya film? sebagai input keterampilan berbahasa mendengar yang memang merupakan keterampilan utama dalam proses pembelajaran bahasa asing. Input lain yang penting adalah pengetahuan gramatikal dan kosakata. Bagi seorang guru, kegiatan film ini dapat dimasukan ke dalam rencana pengajarannya masing-masing. Selamat mencoba!   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H