Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuk, Mencari Beasiswa Kuliah Di Luar Negeri!

5 Juli 2015   07:02 Diperbarui: 5 Juli 2015   07:02 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat liburan seperti ini, baiknya kegiatan kita isi dengan yang bermanfaat, salah satunya adalah mencari tempat kuliah, bagi adik-adik SMA baik yang sudah lulus ataupun yang belum. Akan lebih menarik dan menantang jika kita berencana kuliah di luar negeri dengan biaya ditanggung pihak lain alias mendapatkan beasiswa. Nah, bagaimana caranya mencari beasiswa? Berikut akan saya jabarkan tahapan pencarian beasiswa yang sekiranya dapat menjadi panduan bagi adik-adik SMA.

Pertama: Mencari peluang beasiswa

Yang dilakukan pertama adalah mencari peluang beasiswa. Untuk kegiatan ini, kita harus sering-sering berkunjung ke pameran pendidikan luar negeri, yang diadakan oleh sekolah ataupun yang diadakan oleh agen sekolah di luar negeri. Kegiatan ini bisa mulai dilakukan jauh hari sebelumnya, tatkala siswa masih belajar di sekolah agar waktu persiapan bisa lebih panjang dan pilihan lebih banyak. Peluang selanjutnya didapat dengan mengunjungi kedutaan. Pihak kedutaan biasanya akan senang memberi informasi beasiswa yang sedang dibuka oleh negaranya. Jika kita merasa canggung, kita dapat meminta bantuan pihak sekolah untuk menyediakan guru pendamping, kalau bisa guru Bimbingan Karir. Selebihnya info peluang beasiswa ini bisa didapat dari internet. Dari perjalanan mengunjungi pameran pendidikan dan kedutaan serta penelusuran internet, kita akan mendapatkan pilihan-pilihan.

Kedua: Menggali informasi

Selanjutnya, kita harus menggali berbagai informasi mengenai peluang beasiswa yang kita terima dengan mengunjungi laman-laman yang terkait. Apa yang kita cari? Kita mencari informasi mengenai pihak pemberi beasiswa, negara yang dituju, jurusan yang ditawarkan, dan persyaratan yang dibutuhkan. Mengetahui siapa pemberi beasiswa itu penting untuk melihat rekam jejak mereka dalam memberikan beasiswa. Berapa kemungkinan jumlah uang yang diberikan dan peluang yang didapat oleh siswa di sebuah negara, termasuk rekam jejak jumlah siswa Indonesia yang pernah mendapat beasiswa.

Informasi selanjutnya adalah mengetahui negara yang dituju. Hal itu hubungannya dengan budaya, bahasa, dan situasi negara tersebut, apakah kita cukup bisa selamat dan bertahan apabila tinggal di sana. Informasi ini harus diketahui di awal. Pernah ada lembaga dari Rusia datang ke sekolah kami ingin memberikan beasiswa di Politeknik Tomsk, daerah yang dinginnya bisa mencapai minus 40 derajat. Karena kondisi cuaca yang bisa sangat berbeda dengan kondisi di sini, siswa kami banyak yang mundur walau pada awalnya tertarik. Bagaimana bisa belajar kalau untuk hidup saja sulit.

Kemudian kita perlu tahu jurusan yang ditawarkan. Dengan mengetahui jurusan yang ditawarkan, biasanya otomatis kita mengetahui universitas yang menyelenggarakan jurusan tersebut. Jurusan yang ditawarkan ini kemudian kita cocokan dengan bidang yang kita minati. Jika dirasa sesuai dengan keinginan kita, bisa dilanjutkan dengan pemenuhan persyaratan yang dibutuhkan.

Ketiga: Memenuhi Persyaratan Yang Dibutuhkan.

Biasanya persyaratan yang diminta adalah kemampuan bahasa asing, nilai akademik (progress report), dan tulisan/esai. Persyaratan bahasa asing pada umumnya menggunakan hasil tes TOEFL (Test of English as Foreign Language) atau IELTS (International English Language Testing System) karena kelas internasional biasanya menggunakan bahasa Inggris, tetapi bisa juga menggunakan standar tes bahasa internasional lainnya. Sedangkan nilai akademik menggunakan data rapor SMA.

Pihak pemberi beasiswa juga menginginkan hasil tes kemampuan siswa standar internasional misalnya standar internasional Amerika SAT (Scholastic Assessment Test) atau standar Jepang EJU (Examination for Japanese University). (Di tempat saya bekerja kedua tes ini cukup dominan) Akan tetapi ada juga yang menggunakan hasil standar nasional negara kita yaitu hasil Ujian Nasional jika memang sudah ada hasilnya. Jika belum biasanya menggunakan standar internasional tadi.

Esai yang ditulis biasanya seputar jawaban dari kenapa memilih program atau jurusan ini, atau kenapa ke negara ini, dan apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah nanti. Untuk panjang esai bisa mencapai 800 kata dan menggunakan bahasa Inggris. Setelah persyaratan lengkap, selanjutnya kita mengirim dokumen persyaratan via imel atau via pos, ikuti petunjuk. Banyak dan ragam dokumen yang kita kirim sebaiknya sesuai permintaan, tidak perlu melampirkan dokumen yang tidak diminta. Perhatikan waktu batas akhir, pengiriman dokumen harus sesuai waktu yang ditentukan.   

Keempat: Melaksanakan Tes dan Interview.

Pihak pemberi beasiswa kemudian menyeleksi berkas. Bagi siswa yang berkasnya dianggap memenuhi keinginan mereka, diberi kesempatan untuk melakukan tes tulis. Pada umumnya tes yang dilakukan seputar bahasa Inggris dan bidang yang diinginkan apakah ipa atau ips. Setelah melaksanakan tes, siswa menunggu sampai kemudian dinyatakan lolos. Setelah lolos akan ada interview yang mempertemukan pihak pemberi beasiswa dengan siswa. Interview bisa dilakukan online melalui internet, telepon, atau pihak pemberi beasiswa datang langsung ke Indonesia untuk menemui kita. Dalam interview ini mereka akan melihat motivasi siswa dan melakukan kroscek terhadap personal data yang diterima, termasuk melakukan kroscek terhadap esai yang ditulis. Setelah wawancara selesai yang kita lakukan kemudian adalah menunggu kabar dari mereka, termasuk kabar berapa persen besaran beasiswa yang akan kita dapat. 

Kegiatan mencari beasiswa ini, sebaiknya didampingi oleh guru BK di sekolah. Guru BK biasanya punya channel atau punya pengetahuan tentang itu, termasuk bagaimana memenuhi persyaratan dokumen yang dibutuhkan, bagaimana berinteraksi dengan pihak pemberi beasiswa. Jika bisa dilakukan bersama dengan teman, di satu sisi, itu baik, karena akan sama-sama mengingatkan dan akan saling bantu, namun di sisi lain kita pasti merasa mereka saingan kita dalam mendapatkan beasiswa ini. Namun toh kalau persaingan itu dilakukan dengan sehat, kenapa harus takut.

Untuk sedikit tips. Jika adik-adik memang berniat mencari beasiswa di luar negeri, sedari awal kelas XII (kelas 3 SMA), mulailah mencari peluang tersebut. Ikuti tes-tes standar yang diperlukan seperti tes bahasa Inggris TOEFL atau IELTS dan tes standar internasional, seperti SAT. Untuk tes-tes tersebut bisa mulai dilakukan kala kelas X (tahun pertama SMA).  Di tempat saya, siswa kelas X sudah mulai melakukan tes EJU. Jika hasilnya belum maksimal, kita bisa coba lagi di lain waktu. Persiapan lebih awal akan menghasilkan capaian akhir yang lebih besar. Yang penting lakukan apa yang harus dilakukan dan tetap semangat!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun