Semalam, saya bersama keluarga berkesempatan berjalan-jalan ke Mall. Setelah dirasa cukup saya pulang berjalan ke tempat parkir. Kebetulan bersamaan dengan kami, ada keluarga lain yang juga selesai berbelanja. Dengan menggunakan troli mereka membawa belanjaan dan juga anak-anak di atas troli sambil berdiri. Setelah keluar dari mall kami berbarengan menuju tempat parkir.
Karena sesuatu hal mereka mempercepat laju mereka ke arah kendaraan yang mereka parkir. Oleh karena tidak memperhatikan jalan yang mereka lalui, kereta tiba-tiba tertahan di saat laju cukup kencang, walhasil anak mereka yang berdiri di atas troli pun terjungkal ke depan. “Masya Allah” entah apa yang menahan laju troli, tetapi Alhamdulillah anak mereka tidak sampai jatuh ke permukaan jalan. Anak perempuan balita itupun nangis seketika karena kaget. Ibunyapun dengan sigap memangkunya. Kemudian mereka memperlambat laju dan berhati-hati mencapai kendaraan mereka.
Kejadian itu cukup membuat kaget yang menyaksikan. Alhamdulillah anak tidak sampai jatuh ke konblok permukaan jalan. Jika sampai jatuh, naudzubillah, mungkin akan terlukan parah kepalanya. Ternyata setelah saya perhatikan permukaan lahan parkir tidak rata hal itu dikarenakan konblok yang menyusun permukaan. Konblok yang disusun tentu akan membuat permukaan grenyul-grenyul tidak rata, sehingga roda troli terhambat lajunya, tertahan permukaan yang tidak rata.
Jika diperhatikan roda troli sepertinya memang diset untuk permukaan yang halus. Selain sangat kaku gerak kek kanan ke kiripun sangat terbatas, apalagi di tambah beban. Terkadang kondisi trolipun tidak terawat dengan baik, terasa ketika troli sulit didorong dan dibelokan bahkan rodanya tidak berputar, dan troli akhirnya terseret. Oleh karena hal tersebut, sebaiknya kita memperhatikan beberapa hal berikut.
Pertama: Troli baiknya hanya digunakan di dalam Mall. Beberapa mall yang manajemennya baik, selalu memberitahu batasan membawa troli setelah berbelanja. Karena permukaan lapangan selain di dalam mall, apakah dipelataran parkir ataupun jalan umum, ada yang tidak rata, terkadang ada polisi tidurnya.
Kedua: Troli tidak boleh dinaiki anak-anak secara sembarangan. Jika memungkinkan cari troli yang ada mobil-mobilannya, sehingga anakpun terasa nyaman dan senang. Kalau tidak ada yang mobil-mobilan gunakan sesuai petunjuk yang diberikan.
Ketiga: Cari troli yang kondisinya baik. Coba dengan mendorong apakah rodanya berputar, dan dengan membelokan, apakah sulit atau mudah. Jika berat dan sulit, maka ganti dengan troli yang lain, atau lapor ke penjaga satpam.
Keempat: Untuk manajemen mall atau supermarket, mohon troli dirawat dengan baik, diperbaiki jika rusak sehingga penggunaannyapun akan maksimal dan mudah bagi konsumen. Petunjuk penggunaan trolipun harus dipampang dengan tepat dan jelas di dalam dan juga di luar mall, serta tempat parkir sehingga pengunjung tahu cara menggunakannya kalau perlu ditempel di troli. Resepsionis juga diharapkan memberitahu secara berkala melalui speaker yang tersedia.
Semoga tidak ada kejadian anak terjungka lagi dari troli. Sekian terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H