Dalam dunia ekonomi berbagai macam cara dilakukan baik suatu individu maupun organisasi dalam menambah nilai hartanya. Salah satu dari berbagai macam cara yang dilakukan ialah dengan berinvestasi. Dari beragam instrumen investasi saham merupakan salah satu jenis investasi yang paling populer dan diminati khususnya di pasar modal Indonesia. Saham merupakan kepemilikan suatu perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal dan memberikan hak atas dividen dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Pasar saham adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli saham, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan saham, seperti pialang saham, perusahaan sekuritas, broker saham, dan sebagainya.
Ada tiga jenis pasar saham di Indonesia, yaitu pasar reguler, pasar tunai, dan pasar negosiasi. Pasar saham Indonesia dikelola oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bertindak selaku pengelolanya. Sesi perdagangan saham di BEI dibagi menjadi dua, yaitu sesi I dan sesi II. Sesi I dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB, sedangkan sesi II dimulai pada pukul 13.30 WIB hingga pukul 16.15 WIB atau pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.15 WIB. Investasi di saham memiliki risiko yang cukup tinggi, namun juga memiliki potensi keuntungan yang besar. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi di saham, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu mengenai perusahaan yang akan diinvestasikan dan memahami risiko yang ada.
Jenis-jenis saham
Jenis-jenis saham dapat dibagi berdasarkan hak tagih atau klaim, cara peralihan, dan kinerja perdagangan. Berdasarkan kinerja perdagangan, jenis-jenis saham antara lain:
1. Blue chip stock
Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta beroperasi selama bertahun lamanya. Saham blue chip memiliki reputasi nasional yang baik dari sisi kualitas, kemampuan serta kehandalan untuk beroperasi yang menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi dengan keadaan baik maupun buruk.
2. Income stock,
Income stock adalah jenis saham yang memberikan pendapatan yang stabil dan teratur dalam bentuk dividen yang biasanya meningkat dari waktu ke waktu. Saham ini memiliki ciri-ciri seperti volatilitas yang rendah, pembayaran dividen yang teratur selama 10 hingga 15 tahun terakhir, dan peningkatan pembayaran dividen yang teratur. Saham income biasanya berasal dari industri real estate, energy, atau utilities. Investasi pada saham income dapat memberikan keuntungan berupa pendapatan yang stabil dan teratur, namun juga memiliki risiko kerugian jika perusahaan mengalami penurunan kinerja dan mengurangi pembayaran dividen
3. Growth stock
Growth stock adalah jenis saham dari perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kompetitornya di industri yang sama. Saham ini memiliki indikator keuntungan yang sangat baik selama periode waktu tertentu atau memiliki potensi pertumbuhan yang menguntungkan dalam jangka pendek. Ciri utama dari growth stock adalah nilai saham yang sering naik jauh lebih tinggi daripada rata-rata pasar. Saham growth biasanya tidak membayar dividen karena perusahaan lebih memilih untuk menginvestasikan keuntungan kembali ke dalam bisnis untuk mempercepat pertumbuhan.
4. Speculative stock
Spekulatif stock adalah jenis saham yang memiliki volatilitas yang sangat tinggi dan berisiko tinggi. Saham ini sering menjadi sasaran spekulator untuk mendapatkan keuntungan dalam pasar saham. Saham spekulatif tidak memiliki dasar yang kuat dan hanya bergantung pada rumor atau spekulasi semata. Investasi pada saham spekulatif dapat memberikan keuntungan yang besar, namun juga memiliki risiko yang tinggi karena fluktuasi harga yang besar dan volatilitas pasar yang tinggi. Oleh karena itu, investasi pada saham spekulatif sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan risiko yang ada.
5. counter cyclical stock
Counter cyclical adalah kebijakan pemerintah untuk melawan tren booming ekonomi atau resesi ekonomi melalui langkah-langkah fiskal. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga ekonomi tetap stabil dan mengurangi fluktuasi ekonomi yang terjadi. Saham counter cyclical adalah saham dari perusahaan yang kinerjanya tidak terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi dan memiliki kinerja yang stabil di sepanjang siklus bisnis. Saham counter cyclical biasanya berasal dari sektor yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi, seperti sektor kesehatan, utilitas, dan konsumen. Investasi pada saham counter cyclical dapat memberikan keuntungan yang stabil dan teratur, namun juga memiliki risiko yang tinggi jika terjadi perubahan dalam siklus bisnis atau kondisi ekonomi secara keseluruhan.
6. Lesser-known stock.
Lesser known stock adalah jenis saham dari perusahaan daerah yang kurang populer di kalangan emiten. Saham ini tidak menjadi pemimpin di dalam industri, namun tetap memiliki ciri growth stock. Saham lesser known memiliki volatilitas yang tinggi dan berisiko tinggi, sehingga tidak banyak diminati oleh investor. Investasi pada saham lesser known dapat memberikan keuntungan yang besar, namun juga memiliki risiko yang tinggi karena fluktuasi harga yang besar dan volatilitas pasar yang tinggi. Oleh karena itu, investasi pada saham lesser known sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan risiko yang ada.
Berdasarkan hak tagih atau klaim, jenis-jenis saham terdiri dari saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preferred stocks).
1.Saham biasa adalah jenis saham yang paling umum diperdagangkan di bursa efek dan memiliki hak klaim atas keuntungan dan aset perusahaan.
2.Saham preferen memiliki hak klaim yang lebih tinggi daripada saham biasa, namun biasanya tidak memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Saham preferen juga memiliki keuntungan tetap dalam bentuk dividen yang dibayarkan sebelum saham biasa.
Selain itu, ada juga indeks saham syariah Indonesia, seperti Jakarta Islamic Index (JII) dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70). Di Indonesia, terdapat tiga jenis pasar saham, yaitu pasar reguler, pasar tunai, dan pasar negosiasi.
Keuntungan Saham
Jika berinvestasi baik membeli atau memiliki saham, pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor yakni dividen dan capital gain.
1.Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan, yang berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dividen dibayarkan hanya setelah mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang investor ingin menerima dividen, ia harus memegang saham dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu hingga kepemilikan sahamnya berada dalam periode di mana ia diakui sebagai pemegang saham yang berhak menerima dividen. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai (jumlah tetap Rupee per saham kepada setiap pemegang saham dalam bentuk tunai) atau dividen saham (pembagian sejumlah saham kepada setiap pemegang saham), dengan pembagian dividen saham akan meningkatkan jumlah saham yang dipegang oleh investor.
2.Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Risiko saham
Selain keuntungan yang didapatkan, tentunya investasi memiliki risiko diantaranya ialah capital loss dan risiko likuidasi.
1. Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi
Risiko likuiditas adalah suatu risiko di mana sebuah perusahaan atau individu tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya karena tidak mampu untuk mengubah aset menjadi uang tunai. Risiko likuiditas terjadi ketika individu, bisnis, ataupun lembaga keuangan tidak dapat memenuhi hutang jangka pendeknya. Risiko likuiditas merupakan potensi kerugian bagi institusi yang timbul karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajibannya. Risiko likuiditas sering terjadi ketika aset tidak dapat dijual dengan harga yang wajar karena kurangnya daya pembeli dan pergerakan harga yang besar dalam sebuah perusahaan. Manajemen risiko likuiditas meliputi proses dan strategi yang digunakan bank atau perusahaan untuk mengelola risiko likuiditas
Kelebihan dan kekurangan saham
Kelebihan investasi saham antara lain memberikan potensi return yang tinggi dan berkesinambungan, sangat likuid, tidak memerlukan rekruitmen karyawan baru, mudah dipantau, dan investor berkesempatan mendapatkan dividen. Selain itu, terdapat Bursa Efek Indonesia yang merupakan tempat memperjualbelikan saham dan mempertemukan pihak penjual serta pembeli saham. Saham juga memberikan kesempatan bagi investor untuk memperoleh capital gain yang diperoleh dari selisih harga jual dan beli saham akibat fluktuasi pasar.Â
Namun, investasi saham juga memiliki kekurangan antara lain risiko harga pasar saham yang fluktuatif dan potensi kerugian finansial yang muncul akibat pergerakan harga saham yang dapat sangat berpengaruh terhadap aset yang diinvestasikan. Selain itu, investasi saham memiliki risiko tinggi yang didapatkan dari nilai saham yang berfluktuatif di setiap saatnya, dan terdapat emiten saham yang cenderung stabil dan sangat tidak stabil atau biasa disebut sebagai ‘gorengan’. Investasi saham juga memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang pasar saham dan perusahaan yang sahamnya dibeli. Selain itu, risiko saham yang terbilang tinggi ini mampu menggoyahkan harga saham dan kerugian terbesar dari saham adalah bahwa mereka adalah investasi yang mudah berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H