Mohon tunggu...
Ahmad Ihsan
Ahmad Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Palangka Raya

Dosen Pengampu: Puput Iswandyah Raysharie, S., ME. Mata Kuliah: Analisis Investasi & Portofolio

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Aset Keuangan (Finansial Asset) sebagai Investasi di Masa Depan

6 Maret 2023   17:00 Diperbarui: 6 Maret 2023   17:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam dunia ekonomi khususnya di aspek finansial (keuangan), kita sebagai seorang individu tentu perlu mengetahui apa itu aset. Hal ini tentunya sangat diperlukan bagi kaum muda karena selain menambah wawasan sebagai investasi dari perspektif pengetahuan maupun secara materil yang berguna ketika kita nanti beranjak dewasa kemudian bekerja, yang mana tidak menutup kemungkinan nantinya kita akan mendapat warisan dari orang tua kita sehingga mendapatkan sesuatu ataupun hasil dari apa yang diberikan kepada kita dan apa yang kita kerjakan baik itu dalam bentuk sertifikat tanah, rumah, mobil, gaji dan lain-lain. 

Kekayaan-kekayaan atau harta yang kita miliki itulah yang disebut dengan aset. Contoh sebelumnya merupakan contoh kepemilikan aset yang hanya dimiliki kita sebagai suatu individu, namun aset secara luas juga dapat dimiliki suatu perusahaan, dan pemerintah yang tentunya memiliki nilai ekonomi sehingga dapat dinilai secara finansial (keuangan). Jadi aset merupakan kepemilikan atas suatu barang yang memiliki nilai tukar.

Aset finansial memiliki nilai karena klaim-klaim hukum atas sejumlah manfaat yang berupa arus kas di masa mendatang (keuntungan). Terdapat beberapa pihak biasanya minimal 2 pihak yang merupakan pihak penting dalam aset keuangan. Pihak yang telah setuju untuk melakukan pembayaran kas di masa datang disebut issuer (emiten). Sementara pemilik atau pemegang aset keuangan biasanya disebut investor. Aset keuangan dalam perekonomian memiliki dua fungsi utama sekaligus sebagai contoh yakni yang pertama bertindak sebagai perantara antara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki kelebihan dana. 

Kedua, sebagai alat untuk berbagi risiko aset. Sebagai sarana transfer dana, aset keuangan dapat mentransfer dana dari pihak surplus kepada pihak yang membutuhkan dana. Misalnya ada seorang pengusaha yang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, dapat menerbitkan aset keuangan (misalnya dalam bentuk saham atau obligasi) dan menjualnya kepada pemilik keuangan, dan dana tersebut kemudian dapat digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis.

Kemudian ada juga pada salah satu aset keuangan seperti arus kas atau juga bisa disebut sebagai piutang dari aset keuangan. Piutang dari pemilik aset keuangan dapat berupa piutang tetap;. pendapatan tetap dari aset keuangan yang dimilikinya. Jika aset keuangan memiliki tingkat piutang tetap, itu disebut instrumen utang. Contoh: kredit Investasi penyelesaian utang memberikan arus kas yang stabil dalam bentuk bunga. 

Biasanya, suku bunga kredit ditetapkan pada awal jangka waktu pinjaman dan pembayaran bunga tetap dan aman. Contoh lain adalah obligasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obligasi dapat diterbitkan baik oleh pemerintah maupun swasta. Dalam hal obligasi, kupon atau imbal hasil biasanya ditetapkan di muka dan dibayarkan pada saat jatuh tempo atau pada waktu tertentu, tergantung kesepakatan.

Setelah memahami sedikit terkait aset kita juga perlu memahami jenis-jenisnya. Jadi aset memiliki berbagai jenis bisa berdasarkan tingkat efektivitas atau kemudahan sebuah aset yang dapat diubah atau yang biasa disebut dengan aset yang likuid (liquid) hingga berdasarkan dari bentuk aset secara sifat fisik (physical characteristic) atau keberadaan fisik (physical existence). Aset berdasarkan tingkat likuidnya memiliki 2 jenis yaitu aset lancar (current asset), dan aset tidak lancar (non-current asset).

Yuk kita simak pembahasan terkait aset lancar (current asset), dan aset tidak lancar (non-current asset) terlebih dahulu!

1. Aset Lancar (Current asset)

Aset lancar atau bisa disebut juga dengan aktiva lancar merupakan aset yang dapat dengan muda dikonversikan menjadi kas (uang tunai) dan setara kas (biasanya dalam tahun). Aset lancar ini bisa dikatakan sebagai aset likuid. Sebagai contoh aset lancar:

  • Kas
  • Surat-surat berharga (saham, obligasi)
  • Piutang dagang
  • Perlengkapan kantor
  • Persediaan barang dagang
  • Deposito jangka pendek

2. Aset Tidak Lancar (Non-current asset)

Aset tidak lancar (non-current aset) merupakan kebalikan dari aset tidak lancar karena aset jenis ini sulit untuk dikonversi menjadi uang tunai dan setara kas. Aset tidak lancar biasanya juga bisa disebut dengan aset tetap (fixed asset), aset jangka panjang, atau aset keras. Sebagai contoh aset tidak lancar:

  • Tanah
  • Bangunan
  • Mesin
  • Peralatan
  • Paten
  • Merek dagang

Setelah mengetahui aset berdasarkan kemudahannya untuk dikonversikan kemudian kita akan membahas aset berdasarkan keberadaan fisiknya (physical existance) yakni aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset).

1. Aset Berwujud (Tangible Asset)

Aset berwujud atau Tangible Assets adalah aset yang memiliki keberadaan fisik (kita dapat menyentuh, merasakan, dan melihat). Contoh aset berwujud sebagai berikut:

  • Tanah
  • Bangunan
  • Mesin
  • Peralatan
  • Kas
  • Peralatan kantor
  • Persediaan barang dagang
  • Surat Berharga (saham, obligasi)

2. Aset Tidak Berwujud (Intangible Asset)

Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki keberadaan fisik. Contoh aset tidak berwujud sebagai berikut:

  • Good will (Nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan keistimewaan tertentu)
  • Hak paten
  • Hak cipta
  • Hak sewa
  • Merek Dagang
  • Izin
  • Kekayaan intelektual perusahaan

Dapat dipahami berdasarkan jenis-jenis aset di atas yang telah dipaparkan bahwa ternyata apa yang kita miliki baik harta yang diwariskan dari orang tua misalnya ataupun hasil dari pekerjaan kita seperti gaji (uang tunai) itu bisa disebut dengan aset atau kekayaan harta yang kita miliki ada yang mudah untuk dikonversikan, ada yang berbentuk secara fisik tanah atau bangunan seperti rumah bahkan hingga merek atau hak cipta karena sesuatu yang kita ciptakan itu juga merupakan aset.

Setelah memahami jenis-jenis aset berdasarkan perspektifnya, kemudian kita akan membahas tips dalam menginvestasikan aset yang kita miliki.

1. Penanaman pola pikir awal yang benar

Dalam berinvestasi khususnya bagi pemula tanamkan dalam diri dan pikiran bahwa kita melakukan investasi bukan untuk menjadi lebih cepat kaya namun investasi sebagai salah satu usaha kita untuk mendapatkan keuntungan dari pemisahan aset utama yang kita miliki sehingga kita dapat pemikiran yang optimis dan pantang menyerah.

2. Mulai dari investasi yang mudah

Sekarang ini berbagai macam produk investasi bertebaran dari yang menawarkan kemudahan dari teknisnya hingga keuntungan yang tinggi. Sebagai pemula tentunya kita dianjurkan untuk memulai dari investasi mudah baik dari secara pemahaman mudah untuk dimengerti serta risiko yang rendah.

3. Perencanaan yang matang

Penyesuaian antara aset finansial yang kita miliki dengan instrumen investasi yang kita tuju menjadi salah satu dalam perencanaan ketika kita ingin berinvestasi. Maka dari itu perlunya mepelajari terlebih dahulu kelebihan dan kekurangn tiap-tiap instrumen investasi aset finansial sehingga kita dapat memperkirakan keuntungan yang kita harapkan dan risiko yang mungkin akan kita tanggung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun