Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggapan atas Perang Dunia III Hanya Pernyataan Politik Saja

23 Desember 2023   15:15 Diperbarui: 23 Desember 2023   15:18 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Hasbi Aswar dalam artikel yang dimuat di www.tintamedia.web.id (19 Desember 2023) menyatakan Rusia peringatkan AS kemungkinan Perang Dunia III hanyalah pernyataan politik saja. Dia juga menyatakan, "Senjata nuklir itu hanya untuk menakut-nakuti saja ... Negara-negara pemilik senjata nuklir tidak akan berani semudah itu menembakkan nuklir."

Muncul pertanyaan apakah tidak ada kemungkinan sama sekali PD III pecah. Pertanyaan selanjutnya terkait kemungkinan penggunaan senjata nuklir dalam perang tersebut. Seberapa besar hal itu bisa terjadi?

Untuk pertanyaan pertama, kemungkinan itu jelas ada. Justru aneh dan mengherankan jika hal itu dikatakan nihil atau mustahil. 

Secara geopolitik, fakta dan kondisi dunia akhir-akhir ini jauh dari kata aman. Potensi konflik yang mengarah pada perang berskala global itu besar dan tinggi. Kita bisa lihat Perang Rusia-Ukraina yang masih terus berlangsung hingga kini. Begitu pula konflik di Jazirah Arab, ketegangan di Semenanjung Korea, konflik antara China, Taiwan, dan Hongkong, serta sengketa di Laut Cina Selatan. Dan yang terbaru Perang Israel-Palestina yang memicu eskalasi dan polarisasi di seluruh dunia.

Jika dilihat di setiap medan konflik itu selalu ada keterlibatan Amerika Serikat. Dalam Perang Rusia-Ukraina, AS berperan penting bersama NATO menjadi pendukung dan pembela utama Ukraina dalam melawan Rusia. Dalam masalah Taiwan dan Hongkong, AS sangat berkepentingan untuk menguntit China dari jarak dekat melalui dua isu sentral tersebut.

Dalam ketegangan di Semenanjung Korea, AS bersama Jepang berada di front Korea Selatan guna mengawasi setiap gerak-gerik Korea Utara. Dalam sengketa Laut China Selatan, AS membentuk aliansi AUKUS guna membendung pengaruh China di Indo Pasifik.

Dalam masalah Timur Tengah, AS punya kepentingan minyak yang besar di kawasan tersebut sehingga akan menindak setiap pihak yang menggangu dan mengancam kepentingannya. Dalam konflik Israel-Palestina, AS menjadi negara terdepan yang membela dan mendukung eksistensi koleganya Israel.

Berbagai sepak terjang AS tersebut sangat riskan dan rawan terhadap friksi dan konfrontasi. Musuh dan rival yang sudah lama berseteru, suatu saat bisa saja melancarkan serangan. Andaikan saja AS tiba-tiba diserang, secara otomatis sekutu-sekutunya akan terseret dalam kancah peperangan. Karena banyaknya negara yang terlibat, perang dunia tidak terelakkan akan terjadi dengan sendirinya.

Terkait perang dunia di masa depan, Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS, dalam sebuah wawancara pada tahun 2011 yang dimuat di www.dailytimes.com pernah memprediksi hal tersebut. Ia berkata, "The coming war will be so severe that only one superpower can win, and that’s us folks."

Meski tidak menyebut secara spesifik istilah perang dunia, perang besar yang diramalkan Kissinger itu akan melibatkan AS, Rusia, China, Uni Eropa, Israel, Iran, dan negara-negara Timur Tengah. Juga disinggung penggunaan kekuatan dan senjata Israel untuk menghabisi orang-orang Arab (Palestina) dan mengontrol dunia Arab. Hal yang mirip dengan situasi dunia terkini. Sebuah prediksi yang akurat sekaligus mencengangkan.

Beralih ke pertanyaan kedua terkait penggunaan senjata nuklir dalam perang di masa mendatang. Max Tegmark, profesor fisika dari MIT membuat permodelan kemungkinan perang nuklir antara AS dan Rusia. Analisis itu dibuatnya ketika Perang Rusia-Ukraina masih berlangsung. Dalam blognya di www.lesswrong.com pada Oktober 2022, ia menulis, "There is one-in-six chance of an imminent global nuclear war."

Pendapat tersebut jelas bukan isapan jempol belaka jika dikaitkan dengan fenomena mutakhir. Bukankah AS dan Rusia adalah dua negara pemilik senjata nuklir terbanyak di dunia sampai hari ini? Bukankah Rusia telah menarik diri ratifikasi perjanjian nuklir global pada November 2023? Bukankah Korea Utara pada Februari 2023 melakukan uji coba nuklir dan rencananya akan diikuti Rusia pada tahun depan? Bukankah NATO dan Rusia saling berlomba melakukan simulasi serangan nuklir pada pada bulan Oktober 2023?

Lantas bagaimana kita bisa menjamin senjata nuklir tidak akan digunakan dalam perang yang akan datang pada hari-hari belakangan ini. Berkaca pada sejarah pada PD II, AS sebagai pemilik senjata nuklir pada saat itu dengan sadar dan tega menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti hal gila semacam itu terulang kembali. Negara pemilik senjata nuklir adalah pihak yang paling mungkin dan mampu melakukannya.

Penutup

Saat langit sudah terlihat begitu gelap diselimuti awan hitam pekat disertai kilatan dan sambaran petir diiringi suara guruh bergemuruh di langit, tentunya kita akan berpikir hujan akan segera turun. Kecil kemungkinan tidak akan jadi hujan kecuali Sang Maha Pencipta dan Pemilik Alam Semesta berkehendak lain. 

Sama halnya dengan situasi dunia saat ini. Konflik, teror, sengketa, dan perang semakin marak di seantero dunia. Sementara senjata nuklir yang merusak dan mematikan kian dibangga-banggakan dan dipertontonkan. Masihkah kita merasa tenang-tenang saja seperti tidak terjadi apa-apa? Seperti kata Kissinger, "Drums of war are so loud and clear. If you can't hear it, you must be deaf."

Note:

Tulisan ini tidak mendukung perang dunia terjadi. Kita semua tentunya tidak menginginkan perang. Kita semua cinta damai dan kepengin hidup dengan damai. Untuk itu kita harus mencari cara bagaimana agar dunia terhindar dari malapetaka perang. Tapi bagaimana mungkin jika PBB sang wasitnya saja sudah tidak berkutik di hadapan AS, Israel, dan sekutunya. Cul-de-sac!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun