Izinkan aku pergi
Mengakhiri semua ini
Menuju sesuatu yang abadi
Tanpa sesal di hati
Ku harap kau mengerti keputusanku
Jangan tangisi kepergianku
Jangan cari arti kehilanganku
Maafkan atas segala kesalahanku
Sepintas surat itu seperti hendak menyampaikan salam perpisahan dari korban dan memberi kesan jika korban melakukan bunuh diri. Namun upaya itu tampaknya gagal. Grafolog yang meneliti surat itu, meragukan keaslian dan menemukan beberapa kejanggalan di dalamnya. Walaupun sekilas mirip, beberapa huruf di surat itu berbeda dari tulisan tangan korban. Perbedaan lain juga terlihat dari tanda tangan yang dibubuhkan.
Setelah pengecohan dan kepalsuan surat itu terbongkar, semakin jelas dan nyata jika itu merupakan kasus pembunuhan bukan bunuh diti. Bertolak dari informasi awal itu, Inspektur David memulai penelusurannya. Baginya, kejahatan itu tampak sempurna. Bukan saja si pelaku mampu menutupi perbuatannya tapi juga lemahnya temuan dan pengungkapan di lapangan.
"Dengan kekurangan dan keterbatasan untuk menyingkap kasus misterius itu, pelaku sepertinya berada di atas angin. Namun siapapun dia, tidak akan bisa bersembunyi selamanya. Bayangan kelam dan mengerikan itu akan selalu menghantuinya. Serapat apapun kebusukan itu ditutup-ditutupi, suatu saat pasti akan tercium dan ketahuan juga," gumamnya.
(BERSAMBUNG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H