Begitupun saat peristiwa duka melanda sang anak karena kematian temannya. Papa tak segan menunjukkan rasa simpatinya. Ia sengaja masuk ke kamar sang anak untuk menyampaikan maksudnya. Ia sadar ia harus melakukan sesuatu di saat kondisi genting seperti yang sedang dihadapi si anak.
Menatap piagam juara ketiga yang dipajang di dinding kamar anaknya, Papa mengerti arti penting band bagi sang anak. Namun, ia tidak ingin melihat si anak larut dalam kesedihan. Untuk itu, ia coba mengajak si anak agar berbesar hati merelakan apa yang telah terjadi dan segera bangkit kembali untuk melanjutkan kehidupan karena hidup terus bergulir.
Atas nasihat itu, sang anak merasa sedikit tenteram dan berterima kasih pada Papa. Tanpa disadari keduanya refleks saling berpelukan meski terasa agak canggung. Sebuah momen langka yang terjadi antara keduanya.
(BERSAMBUNG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H