Begitu istimewanya lebah, Rasulullah pun menyebutnya dalam sebuah hadits. Beliau memberikan ciri muslim yang berakhlak baik dengan perumpamaan lebah. Bahkan dalam Al-Qur'an, lebah menjadi nama salah satu surat, An-Nahl surat ke-16. Kalau Al-Qur'an dan Rasulullah saja menyebutnya, tentunya lebah punya kedudukan atau keberadaan yang bernilai bagi manusia.Â
Lebah punya filosofi mendasar yang dapat dipahami siapapun termasuk anak-anak. Bahkan dalam film animasi atau kartun produksi Disney, banyak kita dapati adegan lebah yang ngamuk saat sarang atau koloninya diusik. Filosofi lebah juga menunjukkan keuniversalannya dan berlaku  umum tanpa dibatasi oleh sekat suku, bangsa, bahasa, dan agama.Â
Dalam konteks situasi Prancis terkini, filosofi lebah ini tampaknya luput dari "radarnya" Macron. Diskriminasi terhadap suatu agama, ras, dan minoritas tertentu, pada gilirannya akan menjadi bumerang bagi kebebasan dan demokrasi yang dielu-elukan Prancis selama ini.Â
Macron mestinya meredam segala kemungkinan munculnya kembali "sengatan lebah" lainnya dengan menjunjung tinggi toleransi beragama. Jika Macron tetap bergeming dengan membuat Islam tersudut dan membela kebebasan ala Charlie Hebdo, bersiaplah suatu saat kena sengat lagi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H