Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetap Optimistis di Masa Kritis

11 September 2020   16:16 Diperbarui: 11 September 2020   16:19 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ciosolutions.com

Satu lagi, meningkatnya angka perceraian selama pandemi. Faktor ekonomi dituding menjadi alasan kuat banyaknya pasangan yang memilih untuk berpisah (republika.co.id 27/8/2020). 

Data menunjukkan saat awal penerapan PSBB pada April dan Mei 2020, perceraian di Indonesia di bawah 20 ribu kasus. Namun, pada Juni dan Juli, jumlah perceraian meningkat menjadi 57 ribu kasus (detik.com 28/8/2020).

sumber: depositphotos
sumber: depositphotos
Penutup

Lalu kapankah corona hilang? Pimpinan WHO berspekulasi pandemi covid baru bisa berakhir dua tahun lagi (bbc.com 22/8/2020). Namun sejatinya tidak seorangpun tahu persis apa yang akan terjadi esok hari. Tapi satu hal yang pasti kita hidup pada hari ini dan itu nikmat yang luar biasa dan harus disyukuri walaupun dunia saat ini sedang dilanda bencana pandemi dan seabrek masalah yang ditimbulkannya. 

Lantas apa yang kita perbuat? Coba kita simak apa yang dikatakan Bob Weighton, pria tertua di dunia yang pernah mengalami pandemi flu Spanyol tahun 1918-1920 dan yang luar biasa masih hidup hingga sekarang. Dia mengatakan bahwa kita harus menerima apa yang terjadi dan melakukan apa yang bisa kita lakukan selama masa isolasi ini (kompas.com 5/4/2020).

Tersirat pesan agar kita mesti ikhlas dan rela dengan kondisi yang ada meskipun dalam prakteknya tidaklah mudah. Tidak berputus asa, mengeluh, dan menyerah dalam mengarungi hidup di saat bencana corona datang menguji. Tugas kita hanyalah berusaha dan memastikan apa yang kita lakukan hari ini adalah yang terbaik. Men propose, God dispose. Manusia hanya bisa berencana. Hasilnya diserahkan kepadaNya.

Perkuat aspek spiritual di tengah merosotnya kemampuan material dan finansial. Orang dengan kecerdasan spiritual yang baik akan lebih mampu menghadapi gejolak krisis dalam hidupnya. 

Kedamaian, ketenangan, dan ketenteraman hati atau jiwa menjadi obat mujarab bagi berbagai permasalahan hidup seperti penderitaan, kemelaratan, kegagalan, kesusahan, dll. Juga terapi bagi berbagai penyakit mental seperti stres, depresi, kesedihan, ketakutan, dan kecemasan.

Perkuat imun dan jaga kesehatan sebagai upaya melindungi diri dan orang lain. Jangan merasa aman terlebih jika berada di zona merah atau di dekatnya. Tidak ada jaminan sekalipun kita sehat segar-bugar bisa saja tertular tanpa disadari. 

Sudah banyak bukti mengenai hal ini (saudara saya sendiri mengalaminya). Jangan lengah dan selalu waspada. Terapkan dan taati protokol kesehatan ketika berada di ruang publik. Terapkan pola hidup bersih dan sehat. Makan makanan sehat dan bergizi. Istirahat yang cukup dan olahraga teratur.

Konsistenlah dengan nilai-nilai moral yang selama ini dipegang. Kualitas seseorang sebanding dengan beratnya ujian atau cobaan yang diterimanya. Tiap orang hanya akan diuji sesuai dengan kesanggupannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun