Bagaimana dengan tontonan lain yang lebih edukatif dan keindonesiaan khusus anak-anak? Apakah tidak ada tayangan seperti itu di layar tv kita? Dalam perkembangan film, kartun, atau animasi anak di tanah air, sebenarnya sudah cukup banyak dan menggembirakan progressnya.Â
Sebut saja "Adit Sopo Jarwo" (2014) di mnctv, "Doyok Otong Ali Oncom" (2018) di mnctv, "Kiko" (2014) di rcti, "Riska dan Si Gembul" (2017) di mnctv, "Keluarga Somat" (2013) di Indosiar atau yang bernuansa Islam seperti "Syamil dan Dodo" (2013) dan yang terbaru "Nussa" (November 2018) serta yang agak lawas "Diva The Series".
Ditengah maraknya animasi dari luar negeri, kemunculan animasi-animasi karya anak negeri seperti yang disebut di atas, sebetulnya cukup berhasil memperoleh respon dan sambutan positif dari audiens di tanah air. Namun sayangnya kehadirannya hanya bersifat temporer atau situasional saja. Misalnya hanya tayang pada bulan suci ramadhan saja atau ketika musim liburan tiba.
Muncul pertanyaan kenapa animasi karya anak bangsa tidak bisa jadi mainstream di layar tv. Apakah hanya karena alasan marketing dan rating semata ataukah ada faktor lain.Â
Tentunya ini perlu jadi perhatian kita bersama khususnya pengelola stasiun tv, produser, animator, dan film maker anak negeri yang konsen pada tontonan anak yang bermutu dan sarat nilai kebaikan atau kemanusiaan. Sehingga anak-anak kita punya tontonan alternatif sebagai penanding dan counter attack terhadap gempuran animasi semisal Spongebob yang begitu masif dan tak terbendung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H