Kenapa sih bisa malu, yaa masalahnya memang ada pada diri saya, saya yang selalu merasa bagaikan bayi yang tak berdosa di depan mereka, saya yang tidak pernah mencoba untuk menjadi seseorang yang dewasa dihadapan mereka, yang pada akhirnya yaa malu untuk meminta maaf, takut ditertawakan karena biasanya yang dibicarakan antara kita hanya candaan candaan saja.
Ini saya membicarakan waktu waktu SMA lo yaa.. bayangkan, sudah masuk di jenjang putih abu masih malu, aduh, konyol kan ya, udah berumur pun masih malu buat minta maaf, dasar emang kayak bocah. Jangan ditiru ya teman-teman, gak baik. Tapi alhamdulillah, ketika berada pada detik detik akhir masa tersebut, saya memberanikan diri karena udah merasa kalo diri ini tuh emang banyak dosa banget sama yang namanya orang tua, tapi yaa yang namanya malu yaa tetep, alias gak ilang.
Seiring berjalannya waktu, rasa malu itu tetap tidak hilang, bahkan semakin membesar, ingin rasanya kata maaf yang terucap dulu menjadi moment permintaan maaf saya yang pertama dan terakhir, akan tetapi alasan dulu yang karenanya saya tak berani untuk meminta maaf telah berubah menjadi “malu meminta maaf karena usainya, saya malah membuat kesalahan lagi yang bahkan menurut saya lebih buruk dari sebelumnya”
Itulah alasan saat ini mengapa saya malu untuk meminta maaf pada mereka. tapi apakah pantas saya meninggalkan kata maaf karena rasa bersalah yang bertambah banyak tiap harinya ? yaa tentu tidak. Ini suatu perasaan dalam hati yang benar benar harus dilawan. Bagaimana saya bisa melawan ? jawabannya hanya saya yang tau, jawabannya hanya saya yang bisa mencari. Apa itu ? apa saya telah menemukannya ? iya, jawabannya mudah, yaitu “membayangkan orang tua saya dipanggil oleh Sang Maha Kuasa”. Dari situ saya pun sadar, tidak ada satupun orang yang menginginkan penyesalan tentunya, namun faktanya, dia selalu menjumpai kita sebab tanpa sadar kita sendiri yang mengundangnya untuk hadir. Karakter para orang tua memang berbeda beda, diantaranya ada yang cenderung menunjukan rasa sayang mereka terhadap anak anaknya, adapula yang terkesan dingin dan tidak peduli, itulah orang tua saya, dan itulah alasan lain mengapa berat untuk saya mengucapkan kata maaf terhadap mereka. Namun, setelah saya mendalami karakter mereka, saya tahu, tidak ada di dunia ini orang tua yang dingin dari dzohir dan bathinnya, sedingin apapun mereka, percayalah akan menggunungnya rasa sayang dalam hati mereka yang tak bisa dikeluarkan lewat perkataan maupun perbuatan. Sedingin apapun mereka, percayalah, mereka selalu menunggu kata maaf dari para putra putri mereka.
Bagaimana wahai kalian yang nasibnya seperti saya ini ? memiliki hati yang dilanda perasaan berat untuk meminta maaf pada orang paling penting yang melindungi dan mengajari kita sejak kecil. Apa kalian masih enggan untuk meminta maaf ?. tiap orang mampu melawan rasa enggan itu, jawabannya ada pada diri kalian, dengan apa kalian akan melawan perasaan itu ?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H