Pemahaman kita tentang iman, seringkali diberi makna dalam sebuah pengertian yang bersifat abstrak, gaib, atau mungkin dianggap sebagai sesuatu yang misterius sehingga kita kehilangan gambaran nyata dari kekuatan iman. Apabila iman itu dianggap sebagai sesuatu yang terpendam atau laten Belaka, dikhawatirkan kita akan kehilangan daya pikat dalam upaya kita mengekspresikan makna iman tersebut secara defenitif.Â
Seharusnya setiap muslim harus meyakini, bahwa iman akan terasa lezatnya apabila secara aktual dimanifestasikan dalam bentuk amal shaleh yaitu suatu bukti wujud aktivitas kerja kreatif, yang ditempa oleh semangat dan motivasi tauhid untuk mewujudkan identitas dan cita-cita yang luhur sebagai umat yang terbaik.
bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas Manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai Abdullah (hamba Allah).
apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia, untuk kemudian runtuh dalam kedudukan yang lebih hina dari binatang.
Dengan demikian, tampaklah bahwa bekerja dan kesadaran bekerja mempunyai dua dimensi yang berbeda menurut takaran seorang muslim, yaitu bahwa makna dan hakekat bekerja adalah fitrah manusia yang secara niscaya, sudah seharusnya demikian. Manusia hanya bisa memanusiakan dirinya lewat bekerja.
Dengan cara pandang seperti ini, sadarlah bahwa setiap muslim tidaklah akan bekerja hanya sekedar untuk bekerja, asal mendapat gaji, dapat surat pengangkatan atau sekedar menjaga gengsi supaya tidak disebut sebagai pengangguran. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab uluhiyyah merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H