Palembang -Â Artikel Berjudul "Ilmu Filsafat dan Ruang Lingkupnya" ini ditulis oleh Dede Wahyudi, Nabila Syahirah Qasdi dan Ahmad Gibran Azlansyah salah satu mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Jurnalistik.
Abstrak
Diantara jutaan manusia dibumi, sudah pasti mereka berhak mendapatkan kelangsungan hidup didunia agar mereka dapat mengetahui seluruh isi yang ada disemesta alam. Diantaranya ada sebuah pelajaran mengenai Ilmu Filsafat dan Ruang Lingkupnya.Â
Apa yang dimaksud dengan Ilmu Filsafat dan Ruang Lingkupnya? Mari kita simak dan membaca berikut ini
Pengertian Filsafat Ilmu dan Artinya
Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu hanyalah dianggap sekedar hafalan saja, dan bukan sebagai acuan untuk pengetahuan, mendeskripsikan, menjelaskan gejala alam untuk kesejahteraan hidup bagi manusia dibumi. Kini ilmu telah tercerabut dari nilai luhur ilmu, yaitu menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi.Â
Lihatlah manusia zaman sekarang dibandingkan yang dahulu. Manusia zaman sekarang lebih mementingkan ilmu dari teknologi yang canggih ketimbang mempelajari ilmu dari buku, atau pengajaran dari orang- orang lainnya. Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah menjadi budak ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu, filsafat ilmu mencoba mengembalikan sifat dan nilai- nilai luhur dari ilmu tersebut, agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Filsafat ilmu akan mempelajari bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan bukan tujuan.
Filsafat ilmu juga ada beberapa cabang-cabang ilmu yang utama diantaranya:
- Ontologi
- Epistemologi
- Aksiologi
Diantara ketiga cabang ilmu tersebut semuanya melingkupi kajian dan ajaran dari filsafat ilmu. Cabang ilmu tersebut mengajarkan kita untuk bagaimana memulai dalam suatu hal, merencanakan sebuah ide untuk diajarkan, serta untuk menjadikan aspek dan menanamkan cabang ilmu tersebut kepada manusia agar dapat mengetahui ilmu apa yang telah dipelajari oleh manusia tersebut.
Ruang Lingkup dan Objek Ilmu Filsafat
Objek adalah wilayah garapan dari suatu filsafat ilmu sangat luas dan dapat digolongkan menjadi dua pokok yaitu: Objek Material dan Objek Formal.
- Objek Material adalah objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu atau objek yang dipelajari ilmu itu sendiri.
- Objek Formal adalah secara pendekatan yang dipakai atas objek material yang sedemikian khas hingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kehiatan yang bersangkutan.
Ruang lingkup filsafat ilmu yaitu persoalan:
1. Sifat dasar dan lingkup filsafat ilmu dan hubungannya cabang-cabanh ilmu lain.
2. Perkembangan historis dari filsafat ilmu.
3. Unsur-unsur usaha ilmiah.
4. Gerakan- gerakan pikiran ilmiah.
5. Â Kedudukan filsafat dari teori ilmiah.
6. Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman lama soal manusia.
7. Hubungan ilmu dengan pengetahuan humaniora.
Kesimpulan:
- Setiap orang berfikir akan berhadapan dengan fakta. Hanya orang yang jeli yang dapat melihat fenomena sebagai fakta.
- Fakta menjadi embrio sebuah konfirmasi. Fakta dan realita ada yg berpotensi menjadi data sebuah penelitian ilmu. Ketiga hal itu yg akan menjadi bahan konfirmasi sebuah penelitian. Penelitian yg memanfaatkan konfirmasi jauh lebih terpercaya, dibandingkan hanya dilandasi prediksi yg tidak jelas. Dalam menemukan kebenaran filsafat ilmu jelas memperhatikan aspek fakta, realita, data, yang akan menjadi bahan konfirmasi. Konfirmasi pula yang akan menjamin apakah ilmu yg dipelajari itu ilmiah atau tidak jika fakta dan realita semakin kabur, jauh dari ide-ide realistik, seringkali kalau harus menjadi data juga semkin tidak jelas. Oleh karena itu, fakta yg menjadi sumber utama realitas, data, dan konfirmasi sebaiknya didata sedemikian rupa.
Sekian dan Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H