Â
Â
Siapa yang menaruh senja di jendela kamarku
membuatku berpaling dari keindahan purnama
siapa yang setiap pagi menyamar menjadi kupu-kupu
menuliskan isyarat rindu pada sekuntum bunga.
Â
Aku meneguk lagi air cinta dari cawan kekosongan
menuangkan lagi bersungai-sungai musim semi
ke dalam cangkir kesunyian.
Â
Malam kita bersenandung di pohon-pohon cemara
memagut hasrat dalam kerinduan tiada tara
menirukan suara angin pengembara.
Â
Lain waktu kita bermimpi menjadi sepasang elang
terbang ke hutan-hutan, menyusuri lembah dan jurang
hingga tak tahu lagi kemana jalan pulang.
Â
Kadang kita ingin menjadi hujan yang membanjiri kota
menyusup ke pori-porinyaÂ
menyuburkan taman-taman di atasnya
hingga di suatu senja, pada setangkai bunga padma
kita menyaksikan diam-diam dan cemburu
sepasang kupu-kupu bercinta dengan indahnya.
Â
----------
 Untuk D
20/11/15
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H