Senyuman Terakhir diujung Jalan

Di ujung jalan yang terhampar sepi, 

terpampang bayang-bayang kenangan, 

sebuah senyum terakhir mengukir hati, 

menjadi saksi perjalanan yang tak terduga. 

Matahari terbenam di cakrawala, 

warnanya membara, penuh cerita, 

di setiap cahaya, ada harapan yang pudar, 

seperti detak jantung yang lambat bergetar. 

Senyum itu, sehangat mentari pagi, 

membawa cahaya dalam kegelapan, 

seakan merangkul segala duka dan lara, 

memberi arti pada setiap langkah yang berat. 

Namun, waktu tak pernah menunggu, 

di ujung jalan, semua terasa mendesak, 

dalam hening, senyum itu tersimpan, 

menjadi misteri yang tak terjawab. 

Di antara desir angin yang berbisik, 

terdengar janji yang terucap lembut, 

"Walau raga ini akan pergi, 

cintaku akan abadi dalam ingatanmu." 

Saat langkah terhenti, 

dan dunia meredup dalam kelam, 

satu senyum terakhir menjadi penutup, 

membawa pergi semua rasa yang terpendam. 

Kini di sini, aku berdiri sendiri, 

di ujung jalan yang sepi dan sunyi, 

mencari jejak senyummu yang hilang, 

sebagai pengingat akan cinta yang takkan padam. 

Mungkin waktu akan terus berjalan, 

namun senyum itu akan selalu ada, 

sebagai cahaya yang membimbingku, 

di ujung jalan yang penuh harapan.