Mohon tunggu...
febrie_poys
febrie_poys Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berimajinasi dengan hal baru adalah kebiasaan yang tak bisa di hilangakn dan membuat kata kata yang sesuai suasana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memaksa tuk Hidup

26 November 2024   19:10 Diperbarui: 26 November 2024   19:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sepi malam, aku berdiri 

Menghadapi bayang-bayang harapan yang tak pasti 

Kata-kata terucap, terangkai dalam jiwa 

Memaksa diri tuk hidup, meski terasa hampa 

Di ujung jalan yang terjal dan kelam, 

Kau temukan jejakku, berlumur harapan dan rasa salah 

Seolah dunia menuntut, menekan batin yang letih 

Namun hidup tak kenal lelah, meski hati merintih 

Kau bilang, "Jangan menyerah, ada cahaya di ujung sana," 

Kata-kata itu, meski samar, menembus gelap, membakar bara 

Satu langkah, dua langkah, meski penuh ragu 

Setiap detik adalah perjuangan, aku terus maju 

Dari luka yang menyayat, tumbuh bunga harapan, 

Setiap tetes air mata, mengalir jadi pelajaran 

Menghadapi angin kencang yang menerpa hati, 

Kujadikan semua luka sebagai inspirasi 

Di tengah kerumunan, aku mencari jati diri, 

Menghadapi dunia dengan keberanian, tak lagi terasing sendiri 

Hidup ini adalah sebuah panggung, tempatku beraksi, 

Meski tertatih, aku berusaha, memaksa diri tuk beraksi 

Setiap detik yang berlalu adalah nyanyian kehidupan, 

Mencari makna di balik segala kesedihan 

Dalam pelukan bintang, kutemukan harapan baru, 

Setiap impian adalah cahaya, meski terhalang kabut kelabu 

Dan saat embun pagi menyentuh wajahku, 

Aku ingat, hidup adalah anugerah yang tak terduga 

Meski sulit, aku akan memaksa tuk terus hidup, 

Dengan hati yang penuh semangat, tak akan pernah berhenti untuk berupaya 

Maka biarkanlah setiap detak jantungku berdengung, 

Sebagai tanda, aku masih di sini, berjuang 

Dalam suka dan duka, aku akan terus melangkah, 

Memaksa tuk hidup, menulis kisah yang takkan pudar selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun