Mohon tunggu...
febrie_poys
febrie_poys Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ber-Imajinasi adalah kepentingan dalam berkarya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunyi Detik yang Redup

20 November 2024   22:17 Diperbarui: 20 November 2024   23:51 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mengingatkan akan masa yang tak pernah kembali. 

Kadang terasa nyaring, kadang lembut, 

seperti desah napas di ujung perjalanan, 

dalam tiap detak, ada rasa yang mengikat, 

cinta, duka, tawa, semuanya berbaur dalam satu. 

Namun, saat bunyi itu mulai meredup, 

hati ini bergetar, merasa tak berdaya, 

seolah waktu ingin mengingatkan kita, 

bahwa setiap saat adalah anugerah yang terpenting. 

Dalam kesunyian ini, aku merenung, 

mendengarkan bunyi detik yang kini tersisa, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun