Di ambang batas yang tak tersentuh,Â
ada ruang hitam yang tak berujung,Â
menganga seperti rahasia yang abadi,Â
tempat segala cerita memudar, menyepi.Â
Gelap di sini bukan sekadar kelam,Â
ia adalah labirin tanpa dinding dan lantai,Â
melingkupi kita dengan kebisuan dalam,Â
di mana segala mimpi meredup dan luntur.Â
Setiap langkah menjejak angan,Â
tiap desah menjadi gema yang hilang,Â
di batas ruang hitam, semua berbaur,Â
antara harapan dan kenangan yang kabur.Â
Dan jika akhirnya batas itu hilang,Â
kita akan melayang dalam kekosongan,Â
terserap dalam hitam yang tak berkesudahan,Â
menjadi satu dengan malam yang tak bertepi.Â
Ruang hitam ini bukan sekadar tempat,Â
ia adalah waktu yang tak bergerak,Â
batas di mana segalanya lenyap,Â
meninggalkan kita dalam keheningan mutlak.Â
Maka, apakah kau akan terus berjalan?Â
melintasi garis tanpa akhir yang samar,Â
atau kau akan tinggal, diam dalam ketiadaan,Â
di batas ruang hitam, tempat segalanya pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H