Mohon tunggu...
@Riyandi_22
@Riyandi_22 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar tuk menjadi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Pondok Pesantren di Era Gen-Z

26 Februari 2024   22:25 Diperbarui: 26 Februari 2024   22:29 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

EKSISTENSI PONDOK PESANTREN DI ERA GEN-Z

Oleh; Ahmad Febri Riyandi

Santri, merupakan julukan bagi seseorang yang belajar dan menghabiskan sebagian hidupnya untuk mengabdi dan mengemangkan ilmu keagamaannya di pondok pesantren. Banyak yang mendefinisikan makna santri itu sendiri, akan tetapi Filosofi Santri yang familiar merupakan bedahan beberapa huruf SIN, NUN, TA, RA & YA. Yang mana mempunyai makna tersendiri pada setiap hurufnya.

Adapun makna pada huruf pertama yaitu Sin, dalam bahasa arab Saalikun ilal Aakhirah yang berarti Santri harus menuju pada jalan akhirat. Adapun huruf yang kedua yaitu Nun, dalam bahasa arab Naibu 'anil Masyaayikh yang mana berarti Santri merupakan generasi pengganti para guru dan ulama, yang ketiga yaitu Ta, jika di alihkan pada bahasa arab yaitu Taarku 'anil Ma'syiah, yang berarti santri harus mampu menjauhkan diri dari kemaksiatan, selanjutnya yaitu pada huruf Ra, jika dalam bahasa arab yaitu Raaghibu 'anil Khairaat yang mempuyai arti santri harus senang dalam hal kebaikan, dan yang terakhir yaitu Yaa, dalam bahasa arab yaitu Yarijus Salaamata fiid diin waddunyaa wal aakhirah, yang mana mempunyai arti santri harus berharap mempunayai keselamatan didalam agama, dunia dan akhirat.

Beralih dari santri, Pesantren itu sendiri merupakan lembaga pendidikan yang mana sangat familiar baik dari zaman dahulu  sampai saat ini,  bahkan pesantren itu sendiri masuk dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang mana diakui oleh sebagian masyarakat terutama oleh kaum muslim di Indonesia yang telah membantu kemerdekan Indonesia, hal itu mungkin salah satu alasan banyak di terimanya lembaga pesantren di Indonesia, selain seringnya dikaitkan pada Mayoritas agama islam di Indonesia.

Melihat bukan hanya dari sisi sejarahnya, akan tetapi dari banyaknya  produk atau tokoh yang lahir dan sukses setelah menempuh jenjang pesantren, seperti Gus dur, KH Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan dan masih banyak tokoh tokoh lainya yang sukses. Lembaga Kepesantrenan menjadi salah satu Prioritas bagi Mayoritas Masyarakat muslim di Indonesia Khususnya, karena banyak hal posistif yang ditimbulkan, baik menjaga pergaulan anak, melatih kemandirian bahkan sampai melatih mental kesederhanan anak, di sisi lain banyak Hal hal yang merubah sebagian pola pikir orang tua untuk memasukan anaknya ke jejang pesantren, dengan alasan sederhana yang mana familiar pada mayoritas orang tua karena pesantren kotor, jorok dan banyak menimbulkan penyakit. Akan tetapi pransangka tersebut boleh dikatakan benar dan boleh dikatakan salah, karena sisi negative dari pesantren itu sendiri berasal dari diri anak dan selebihnya pergaulan serta ruang lingkup Pesantren.

Berbeda saat ini, Lembaga Kepesantrenan berkembang menjadi lebih baik setiap tahunya bahkan beberapa pesanren bersaing untuk menjadi yempat nyaman calon santri-santrinya, adapun yang dulu kita kenal dengan Pesantren  Salaf, yang mana kental dengan kajian kitab kuningnya dan menjadi salah satu ciri khas nya. dan lain dari pada itu muncul lah lembaga kepesantrenan yang Modern yang mana menjadi ciri khasnya yaitu pengembangan Bahasa asing baik arab maupun inggris, jauh dari hal tersebut baik lembaga kepesantrenan salaf maupun modern, keduanya mempunya kekurangan dan kelebihan masing-masing yang tidak bisa di salahkan dan di benarkan karena sejatinya pendikan semua sama tergantung niat awal dan keinginan berusaha dalam mengembagkan keilmuannya, terutama di bidang agamis.

Lalu seberapa bangga anda menjadi santri?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun