"Kau samudra!"
Ucapku setengah tertawa
Sambil melirik kecil ke arah danau lentera
Dengan mata penuh gemerlap semesta
"Kau bintang!"
Aku berkata lantang
Sambil pura-pura memegang
Nyawamu yang kian melayang
Lima Langkah: Tolong Diam
Haruskah aku memaksa jiwa?
"Tolong diam!"
Akankah aku menjadi musuh manusia?
Jika benar aku melontar kata
Ingatlah, aku sempat menangis
Melihatmu tersenyum tipis-tipis
Tak bisakah kau diam saja?
Haruskah aku jadi memaksa?
Enam Langkah: Mataku, Mataku
Mataku, mataku!
Hilang sebelah, hilang sebelah!
Tetapi, aku masih punya muka
Yang bisa melihat mentari surga
Mataku, mataku!
Tak pernah ia begini
Bagai sembunyi dari mati-mati
Dirinya menjelma paku-paku bumi
Tujuh Langkah: Suara
Tuan, jadikan aku suara
Yang mengisi ruang kosong di telinga
Mungilmu itu, dan aku janji akan berdansa
Hingga habis semua tenaga di hidupku
Tidak, jadikan aku domba saja
Niscaya aku melanglang buana
Aku pastikan akan bertegur sapa
Denganmu, jika waktu sedang di pihakku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!