Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji'un. Benar, bahwa kematian adalah kepastian yang akan menjemput siapapun. Bahkan kedatannya tiba-tiba, tanpa dinyana dan disangka. Inilah mengapa, kematian selalu dibilang sebagai misteri.
Demikianlah pengajaran langsung yang dapat kita petik, saat dimana kematian, dalam kehidupan orang-orang disekitar kita, datang secara tiba-tiba. Tak peduli usia belia, muda dan atau senja.
Demikian, kabar yang baru kuterima, saat hendak take off ke Surabaya. Diujung telp, Cak Tek memberitahu, bahwa beberapa menit yang lalu, Nyai Kaji telah dipanggil oleh sang Khaliq.
Memang, Beberapa bulan lalu, saat aku pulangkampung, kondisinya sudah lemah. Lemah karena sakit, karena usia. Usia yang terbilang diatas rata-rata. Bahkan konon, Nyai Kaji inilah yang paling tua tingkat desa, dengan usia lebih dari seabad. Kini, orangtua kami tinggallah beberapa saja.
Kali ini, Alloh benar-benar sudah memanggilnya. Semoga dosanya diampuni, amal baiknya diterima dan menutup usia dengan Husnul khatimah.
Nyai Kaji, begitulah semua orang dikampung kami memanggilnya. Dari yang paling tua, hingga anak kecil yang baru bisa bicara, menyebut dan memanggilnya "Nyai Kaji".
Nyai Kaji, bernama asli Darmi. Maka, orang-orang yang seangkatan atau terpaut selisih dibawahnya, memanggilnya dengan sebutan "Haji Darmi".
Nyai Kaji, adalah saudara kandung perempuan orangtua dari jalur bapak. Maka dalam hubungan darah, Nyai Kaji adalah nenek. Memang, bapak dipanggil terlebih dahulu beberapa tahun lalu, sebelum akhirnya nyai kaji.
Untuk mereka semua yang telah meninggal, hanyalah untaian doa ku persembahkan semoga Alloh mengampuni segala dosanya, dan amal baiknya diterima, semoga dalam keadaan Husnul khatimah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H