Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Pengacara - Menulis apasaja, Berharap ada nilai manfaat dan membawa keberkahan. Khususnya, untuk mengikat Ingatan yang mulai sering Lupa.

Berusaha menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama. Santri, Advokat bisa hubungi saya di email : ozyman83@gmail.com, HP/WA : 085286856464.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kasta Kompasiana, Semangat Menulis dan Keberkahan

13 Oktober 2017   18:04 Diperbarui: 13 Oktober 2017   18:06 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana beberapa kompasianer lain, akun kompasiana saya, juga mendapatkan predikat dan penyematan "anugerah". Tak tanggung-tanggung, predikatnya adalah "SENIOR". Artinya, dalam kasta yang diciptakan dan dimunculkan oleh kompasiana ini, saya termasuk dalam hitungan kasta lumayan.

Penyematan kasta ini, sepertinya oleh Kompasiana, didasarkan atas jumlah Point' yang didapatkan oleh setiap Kompasianer. Ini saya simpulkan, setelah mengetahui dan diberi gelar "senior". Darisinilah kemudian saya mencari tahu. Saya menemukan, Kompasiana ternyata memberikan beberapa peringkat berdasarkan jumlah point'. Misalnya, point' antara 500- 1000 adalah Junior, semetara dengan point 10.001 -- 50.000 ketas menyemat gelar "Penjelajah" dan seterusnya hingga posisi yang paling banyak pointnya, antara 250.001 keatas diberikan gelar " Maestro". maka, posisi senior adalah posisi runner-up sebelum sampai posisi tertinggi yaitu "maestro".

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Yah, harus disyukuri, perolehan point yang lumayan banyak ini. Semoga nantinya, point-point ini  bisa ditukarkan dengan semacam hadiah Umroh dan atau perjalan ritual suci lainnya, misalnya (ngarep.com). Karena sekedar gelar dan perolehan point, jelas takbisa ditukar dengan uang, sebagaimana yang saat ini lagi panas, masalah e-money untuk menggantikan pembayaran Tunai, pembayaran uang tunai.

tapi peringkat Senior, masih kelihatan lebih keren, tenimbang beberapa kawan kompasianer lain, yang mendapatkan predikat "fanatik" misalnya, yang terkesan dan konotasinya negatif. Haha..maaf buat kawan-kawan kompasianer yang kemarin sempat protes karena dilabeli "fanatik", apapun itu, penyematan senior bagi saya sebenarnya belumlah pantas. tapi kalau penilaiannya sekedar karena saya telah lama berkompasiana, ya memang ada benarnya. 

Awalnya, saya masih tanda tanya, melihat artikel dari Simbah-salah satu kompasiaener yang maaf saya panggil begitu karena tingkat keseniorannya tentu jauh lebih pantas dari kebanyakan- dan kemudian melihat profil saya, yang kemudian juga mendapatkan predikat. Dan ternyata "senior". Itu artinya, saya memang sudah cukup lama berada di Kompasiana ini. Dan tentunya, saya telah mengambil banyak pelajaran. khususnya dalam memupuk minat dan motivasi untuk tetap rutin menulis, sebagai rumah belajar dan sumber informasi dari berbagai kompaianer yang sangat beragam.

Selain itu, Pengalaman telah mengajarkan, banyak saya ajak beberapa kawan untuk aktif menulis di Kompasiana. Ada beberapa yang dulunya saja ajak dan masih culun, pemula dan tidak punya cukup keberanian menulis, hari ini telah merasakan langsung manfaat menulis.

Contoh kongkrit dari orang yang saya betutkan ini adalah mas Topi Irawan. Seorang aktivis buruh, yang saat ini telah benar-benar menjadi kompasianer sejati, bahkan saya harus mengakui dia tidak hanya kompasianer, tapi blogger sejati dan tentunya penulis. Di kompasiana ini saja, setelah saya tengok dia telah menulis tidak kurang dari 1000 Artikel dan tulisan. Bahkan informasi yang saya dapat, mas topik Irawan ini, telah memperoleh banyak penghargaan dan sering memenangi lomba bloging. Inilah mungkin berkah tersendiri yang beliau rasakan semenjak aktif di kompasiana dan mengembangkan di dunia tulis menulis lainnya.

Memang tidak sedikit, yang juga putus ditengah jalan, dengan berbagai alasan dan kesibukannya. Termasuk mungkin mirip seperti saya, yang menulis kadang "angot-angotan, Panas-panas tahu ayam". Kadang menggubunya semangat menulis, dan saat tertentu sama sekali tidak mau menulis hingga berbulan-bulan bahkan hitungan tahun. Parah bin tragik, mana bisa memperoleh hikmah, karomah dan berkah jika tidak ada sama sekali istiqomah.

Diluar itu semua, menulis adalah pekerjaan mulia dan dengan menulislah kamu, saya dan kita semua akan bisa hidup abadi selamanya. Tak akan pernah merugi, kecuali orang-orang yang menulis dengan hati dan jiwanya. Selamat untuk predikat apapun yang diberikan oleh akompasiana. Semoga bisa menambah motivasi kompasianer untuk tetap menjaga semangat menulisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun