Mohon tunggu...
Ahmad Fauzan Fathoni
Ahmad Fauzan Fathoni Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Administrasi Publik Universitas 'Aisyiah Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa yang cinta damai. Arabhet Ateh, Moloros Pekker Ben Mateppa' Tengka. Salam Kenal, ayuk follow instagram saya di @tonibhaleno12

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indahnya Berbagi Kebahagiaan

25 Desember 2020   12:56 Diperbarui: 25 Desember 2020   13:14 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via kompas.com / Berbagi kepada sesama pengaruhi kesehatan fisik dan mental

Ikhlas dalam memberi atau berbagi adalah memberikan harta, fikiran, tenaga, bahkan jiwa tanpa mengharapkan sesuatu. Dan itu akan menimbulkan kebahagiaan bagi kita sendiri dan kepada orang lain juga. 

Berbagi dengan ikhlas adalah cara kita untuk menolong atau memberikan kepada orang orang yang membutuhkan. kerena dengan  memberi, kita akan memperkaya hidup kita sendiri. Berbagi adalah hak istimewa kita “ Semakin banyak kita berbagi maka semakin kita akan banyak menerima. 

Saat kita memberi berarti kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan juga bermanfaat bagi kita sendiri. Dengan memberi atau berbagi maka insyaallah akan timbul rasa kepuasan yang tak ternilai dalam diri kita. Sudah seharusnya kita harus bersyukur kepada Tuhan yang maha Esa.

Karunia kehidupan yang diberikan tuhan kepada kita adalah karena kita bisa hidup di dunia ini sebagai makhluk tuhan yang sempurna. Dengan hidup kita bisa merasakan betapa indahnya dunia dengan ragamnya. Hidup di dunia hanya sekali, maka dari itu kita harus mempergunakan kesempatan itu dengan sebaik - baiknya karena waktu tidak dapat di ulang kembali.

Adapun makna dari HIDUP UNTUK BERBAGI adalah bahwa kita hidup di dunia ini tidak bisa berdiri dengan sendiri. kita membutuhkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Karena setiap makhluk Tuhan di seluruh alam semesta ini diciptakan untuk saling membutuhkan satu dengan yang lain. baik manusia, hewan , tumbuhan dll pada hakekatnya saling membutuhkan. Sebagai Manusia yang diberikan kehidupan, kita bisa berbagi canda, berbagi rasa, berbagi kebahagiaan dan dengan hidup pula kita bisa berbagi cinta dan kasih sayang kita. dengan itulah kita dapat menikmati dan merasakan makna berbagi dalam hidup.

Bahkan Mario Teguh pun berkata dalam seminar Golden Ways bahwa ada paradox dalam harta yaitu semakin kita ingin menyimpannya semakin kita merasa harus mempertahankannya, dan semakin kita mudah mengeluarkannya atau memberinya (dalam kata lain untuk berbagi) semakin mudah kita mendapatkannya kembali. Hal ini sangat jelas dalam isi paradox itu bahwa hidup kita adalah untuk saling berbagi, bukan untuk hidup sendiri.

Sesungguhnya nikmat hidup untuk saling berbagi itu berupa berbagi kesenangan dengan sahabat,  misalnya niscaya ketika kita dalam keadaan sedih ada sahabat kita yang menemani, jika kita sering membatu orang lain yang sedang dalam masalah niscaya ketika kita dapat masalah pun kita dapat bantuan orang lain.

Berbagi dalam hidup bukanlah berbagi dengan paksaan, bukan berbagi untuk mengharapkan sesuatu dari orang lain, melainkan hidup saling berbagi dengan ikhlas dengan niat saling membantu satu dengan yang lain. dengan hidup berbagi berarti kita telah mensyukuri pemberian tuhan kepada kita, karena hidup adalah sebuah anugerah dan amanah yang harus kita jaga Dengan itu semua kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kebahagiaan dalam hidup yang sesungguhnya adalah kebahagiaan dimana kita dapat berbagi kebahagiaan itu dengan orang lain.

KESIMPULAN :

Berbagi itu tidak hanya berupa materi, tetapi bisa berbagi rasa dan berbagi cerita. Setiap manusia mempunyai masalah kehidupan, kadang yang bermateri melimpahpun butuh tempat untuk berbagi. Sungguh besar maknanya berbagi, memberikan kebahagiaan dalam hati dan kedamaian dalam hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun