Mohon tunggu...
Ahmad Fatikh
Ahmad Fatikh Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Pelajar Produktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying Merajalela di Lingkungan Sekolah, Guru Diam Saja?

24 Oktober 2023   22:04 Diperbarui: 24 Oktober 2023   22:32 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying atau yang sering kita sebut dengan penganiayaan terhadap siswa kepada siswa lain adalah masalah serius yang telah menganggu sistem pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan Indonesia. Ini adalah masalah yang memengaruhi kesejahteraan siswa, kebebasan peserta didik, kualitas pendidikan, dan berdampak pada perkembangan sosial dan psikologis siswa. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi fenomena bullying di sekolah, akar penyebabnya, dampaknya, dan upaya yang telah dilakukan untuk menanganinya.

Pengertian Bullying

Bullying merupakan tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui angcaman agresi dan menimbulkan terror. Bullying dalam bahasa Indonesia sering kali dipakai oleh masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan, perpeloncoan, pengucilan, atau intimidasi. Budaya bullying atas nama senioritas masih terus terjadi di kalangan peserta didik. Karena bullying menimbulkan rasa tidak aman bagi siswa lain, pemerintah didesak untuk segera menanggapi permasalahan ini secara serius. (Susanti, 2006)

Akar Penyebab Bullying

Bullying sering kali terjadi, bahkan dari sebagian pelaku bullying dilakukan seara sistematis. Perilaku ini disebabkan oleh banyak hal, mulai dari dorongan dari dalam maupun luar, melepaskan emosi yang dipendam, kurangnya perhatian yang seharusnya ia dapatkan di lingkungan keluarga, dan lain sebagainya. 

Tayangan yang bebas disiarkan pada siaran televisi di Indonesia, mulai dari film kartun hiburan anak-anak, adegan di sinetron, pembunuhan, pelecehan seksual, berita kekerasan di daerah lain juga dapat memberikan mereka contoh perilaku tindakan kekerasan yang akan ia lakukan di sekolah. Melihat perilaku kekerasan secara langsung terus menerus menilmbulkan memudarnya rasa empati pada anak, sang anak akan menganggap bahwa kekerasan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. 

Dampak Bullying terhadap korban

Bullying memiliki banyak dampak negatif yang dapat dirasakan oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya, baik korban, pelaku, ataupun orang-orang yang menyaksikan aksi bullying itu sendiri. Bullying dapat membuat siswa merasa ketakutan dan cemas, membuat mereka menjauh dari sekolah, dan memengaruhi konsentrasi belajar dalam kelas. Korban bullying biasanya merasakan cemas, dendam, benci terhadap pelaku, stress, ingin keluar dari sekolah, malu tertekan, terancam, bahkan ada yang menyakiti dirinya sendiri (Ratna Djuwita, dkk, 2005).

Setelah efek bullying itu terjadi pada dirinya, kemudian hal tersebut juga akan memengaruhi pada prestasi akademiknya. Yang tadinya menjadi siswa berprestasi dan sekarang untuk mendapatkan nilai di atas rata-rata saja menjadi sangat susah. Fokusnya berkurang, analisis yang awalnya sangat jeli kian memudar akibat kekerasan yang dialami olehnya. Pada akhirnya, ia akan lebih memilih untuk mengasingkan dirinya sendiri karena tidak bisa mengontrol dampak yang ia rasakan. Jika semuanya sudah terjadi, lantas siapa yang bisa disalahkan dan bertanggung jawab terhadap permasalahan yang ada?

Upaya untuk Mengatasi Bullying 

Kita tidak bisa menyalahkan semua hanya kepada sekolah, karena yang membuat adanya pembullyian itu sendiri bukan hanya dari pihak sekolah. Perilaku anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan pendidikan. Keluarga adalah lingkungan utamanya, tempat di mana pendidikan awal dan nilai-nilai dari seorang anak terbentuk. Dari keluarga seorang anak belajar tentang kesopanan, cara menghargai orang lain,  mengenalkan warisan budaya. Kebaikan-kebaikan kecil juga terjadi dalam keluarga seperti mengucapkan terima kasih, membaca buku, bertanggung jawab dengan apa yang telah ia lakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun