Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat memang menjadi prioritas di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saking seriusnya, Presiden Jokowi sampai turun langsung untuk mengecek kondisi tanah Papua beberapa waktu lalu dan menandatangani Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tim Kajian Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Bagi Pembangunan Ekonomi Papua.
[caption caption="sumber foto : Detik.com"][/caption]Selain bidang SDA, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga menjadikan proyek pembangunan Trans Papua dalam prioritas kerja 2016. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, selain Trans Papua, pembangunan delapan bendungan juga masuk dalam fokus kerja tahun ini.
Namun sayangnya, beberapa kebijakan yang dibuat pemerintah untuk rakyat Papua dirasa belum menyentuh dan memihak penduduk lokal. Salah satunya peresmian sawah oleh Presiden Jokowi seluas 43 ribu hektare. Dilansir CNN Indonesia, tokoh agama Papua dari Gereja Injil Di Indonesia (GIDI), Dorman Wandikmbo mengatakan, pembukaan lahan sawah hanya menguntungkan para pendatang. Sementara, penduduk lokal membutuhkan lahan perkebunan karena makanan mereka adalah umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan sagu.
Memang harus diakui pembangunan Provinsi Papu dan Papua Barat tidak bisa semudah membalikan telapak tangan. Menurut saya pribadi, diperlukan waktu untuk mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan kultur dan budaya di negeri Cendrawasih tersebut.
Saya pun sepakat dengan Ketua Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen Injili Tanah Papua Albert Yoku yang beberapa hari lalu bertemu Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Menurut Yoku masyarakat Papua saat ini memang membutuhkan pembangunan yang modern, namun yang paling terpenting adalah bagaimana rakyat Papua bisa mendapat pendidikan dan keahlian dalam berbagai bidang, salah satunya menjadi wirausaha dan pemanfaatan teknologi.
Oleh karena itu, Yoku meminta Hary Tanoe untuk datang ke Papua dan membagi pengalaman suksesnya di bidang wirausaha. Yoku berharap, dengan mendapat pelatihan dari CEO MNC Group itu, rakyat Papua bisa lebih mandiri dan pelan-pelan bisa memanfaatkan teknologi. Seperti diketahui Hary Tanoe memiliki gagasan soal ekonomi kerakyatan dan diaplikasikan melalui program pelatihan wirausaha untuk para pelaku UMKM di berbagai daerah. Tidak hanya itu, warga yang tidak memiliki modal usaha diberikan bantuan permodalan dan infrastruktur. Tujuannya agar rakyat kecil bisa mendapatkan penghasilan di tengah harga bahan pokok yang melambung tinggi.
Yoku pun menandatangi MoU dengan Hary Tanoe dan MNC Group yang siap membantu rakyat Papua dalam hal pendidikan, kesehatan, teknologi, dan infrastruktur. Dia berharap, Kerja sama dengan MNC Group diharapkannya bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Papua dan. Sementara itu, Hary Tanoe mengaku siap membantu rakyat Papua. Dia pun akan datang ke Papua dalam waktu dekat ini untuk melihat langsung permasalahan yang ada di Papua dan berjanji akan mencarikan solusi.
Saya menilai memang pembangunan Papua menjadi kota yang modern memang perlu namun kesejahteraan rakyat Papua harus lebih diutamakan. Pemerintah dalam hal ini jangan hanya fokus pada pembangunan berskala besar di Papua sementara pendidikan masyarakat lokal masih tertinggal jauh.
Apa yang dilakukan Yoku ini adalah salah satu langkah untuk memajukan rakyat Papua agar siap menerima teknologi dengan bekerja sama dengan MNC Group.
Semoga rakyat Papua Maju dan Sejahtera !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H