Masyarakat muslim di seluruh dunia tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Idul Fitri atau Lebaran.
Hari raya ini merupakan momen yang dinanti-nanti setiap tahunnya, karena selain menjadi ajang berkumpul bersama keluarga, juga menjadi ajang untuk memohon maaf dan bermaafan antara sesama umat muslim.
Namun, terkadang selalu terjadi perbedaan dalam menentukan 1 syawal atau hari raya Idul Fitri.
Hal ini tentu saja disebabkan karena perbedaan dalam metode penetapan hilal yang dilakukan di berbagai negara.
Metode yang di lakukan oleh MABIMS yaitu penetapan hilal dengan metode hisab dan rukyat, dengan kriteria yang disepakati oleh MABIMS.
Dalam metode rukyatul hilal, MABIMS menetepkan kriteri ketinggian minimal 3 derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.
Setelah dilakukan pengamatan dengan metode rukyatul hilal ternyata bulan tidak dapat terlihat, karena secara hisab masih dibawah kriteria MABIMS.
MABIMS atau Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, telah menetapkan 1 syawal atau Idul Fitri atau Lebaran tahun 2023 jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023.
Keputusan ini diambil setelah dilakukan pemantauan hilal diberbagai titik lokasi dan kemudian dilakukan sidang isbat di kantor Kementerian Agama Indonesia.
Hal ini tidak hanya melibatkan pemerintah Indonesia, tetapi juga menteri agama dari negara-negara yang tergabung dalam MABIMS.
Perbedaan dalam menentukan hari raya Idul Fitri sebenarnya sudah ada sejak lama dan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain.
Oleh karena itu, perbedaan ini tidak perlu dijadikan sebagai sumber permusuhan antara sesama umat muslim.
Perserikatan Muhammadiyah telah menetapakan 1 syawal 1444 H jatuh pada hari ini Jumat 21 April 2023 dengan metode hisab dengan kriteria wujudul hilal.
Kita harus menghormati keputusan perserikatan Muhamadiyah dalam menentukan 1 syawal 1444 H dan lebaran hari ini.
Begitu juga perserikatan muhamadiyah harus menghormati keputusan MABIMS yang menetapkan hari raya jatuh pada tanggal 22 April 2023. MABIMS yang merupakan representasi dari kementerian agama 4 negara (Brunai, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Sebagai umat muslim yang dewasa, kita harus dapat menghargai perbedaan dan menerima keputusan yang sudah ditetapkan oleh para ahli dan pemerintah.
Kita juga harus tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 agar perayaan Lebaran tidak berdampak buruk bagi kesehatan kita dan orang lain.
Lebaran yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan dan kebersamaan, sebaiknya tetap dilakukan dengan kesederhanaan dan penuh makna.
Semoga Lebaran tahun 2023 menjadi momen yang membawa kebahagiaan bagi kita semua, dan semoga umat muslim di seluruh dunia dapat merayakan hari raya ini dengan damai dan penuh keberkahan.
Selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1444 H, mohon maaf lahir batin.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H