Humor Kelas Karena Pribahasa
Suatu hari di kelas, Bu Guru sedang mengajar tentang pribahasa yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Salah satu pribahasa yang dibahas adalah "Sedia payung sebelum hujan."
Tiba-tiba, seorang siswa bernama Andi menyela dan berkata, "Maaf Bu, tapi saya pikir pribahasa itu sudah tidak berlaku lagi. Sekarang, yang penting adalah sedia jas hujan sebelum naik motor. Karena kalau tidak, kita jadi harus berhenti di tengah jalan saat hujan turun."
Bu Guru terkejut dengan komentar Andi, tetapi kemudian tersenyum dan berkata, "Benar juga ya, Andi. Sepertinya kita perlu menambahkan pribahasa baru, 'Sedia jas hujan sebelum naik motor.'"
Semua siswa di kelas tertawa gembira mendengar ucapan Bu Guru. Mereka merasa senang karena mereka tahu bahwa pembelajaran di kelas tidak selalu serius dan membosankan. Terkadang, ada momen lucu seperti ini yang dapat membuat mereka tertawa dan merasa lebih rileks.
Setelah Andi menyampaikan pendapatnya, Bu Guru memandang ke arah siswa-siswi yang lain, dan bertanya, "Apakah ada yang punya ide pribahasa baru yang bisa kita tambahkan?"
Siswa-siswa lainnya terlihat ragu-ragu, tetapi kemudian munculah suara dari belakang ruangan. Siswa itu adalah Budi, seorang siswa yang selalu ceria dan kreatif. "Maaf Bu, saya punya ide," ucap Budi.
Bu Guru tersenyum, "Silahkan, Budi. Apa ide pribahasa baru yang kamu punya?"
Budi menjawab dengan semangat, "Sedia bantal sebelum ngantuk, Bu!"
Siswa-siswa di kelas tertawa kembali mendengar ucapan Budi. Bu Guru mengangguk setuju, dan berkata, "Sangat bagus, Budi! Pribahasa itu cocok untuk dipakai sebagai pengingat bagi kita semua agar selalu menyiapkan diri sebelum melakukan sesuatu."
Setelah itu, Bu Guru melanjutkan pembelajaran tentang pribahasa-pribahasa lainnya dengan tetap memasukkan pribahasa-pribahasa baru yang dicetuskan oleh siswa-siswinya. Semua siswa tampak semakin antusias dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
Sebelum jam berakhir Bu Guru menjelaskan kepada siswa-siswinya, walaupun anak-anak dapat membuat pribahasa baru, sebaiknya kita tetap menggunakan pribahasa yang berlaku di masyarakat. Pribahasa yang berlaku di masyarakat banyak mengandung arti dan makna.
Sampai akhirnya, waktu pelajaran sudah hampir berakhir. Sebelum meninggalkan kelas, Bu Guru memberikan catatan kecil kepada setiap siswa yang berisi tugas untuk mencari pribahasa-pribahasa baru yang dapat memperkaya kosakata mereka.
Mereka semua keluar dari kelas dengan senyum di bibirnya, merasa bahagia dan senang karena pembelajaran yang berlangsung di kelas itu telah diisi dengan momen-momen lucu dan menyenangkan. Siapa sangka, dari sebuah pribahasa yang sederhana, dapat menjadi awal cerita yang lucu dan menghibur bagi semua siswa di kelas.
Mudah-mudahan dapat menghibur, salam ketawa....
Ahmad Fatch, 15 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H